Dengue Masih Jadi Ancaman di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, vaksinasi tak lagi dipandang semata sebagai kebutuhan medis, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup perlindungan diri dan orang sekitar. Terlebih, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam menghadapi penyakit menular dengue.

Dokter spesialis anak, Prof Edi Hartoyo, mengatakan Indonesia merupakan negara endemik dengue dengan kasus dengue tertinggi di Asia. Hal ini menjadikan pencegahan dengue sangat penting dilakukan terutama untuk melindungi populasi dengan risiko lebih tinggi terhadap infeksi dengue. Beberapa penelitian menunjukkan dengue yang parah dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk usia dengan peningkatan risiko di kalangan anak-anak yang lebih muda.

Kementerian Kesehatan RI juga mencatat bahwa 73 persen kasus dengue antara tahun 2021 hingga 2023 terjadi pada kelompok usia 5 hingga 44 tahun. Yang mengejutkan, angka kematian tertinggi justru ada pada kelompok anak usia 5-14 tahun.

"Anak-anak punya risiko lebih besar mengalami dengue berat. Indonesia bahkan tercatat memiliki beban Disability-Adjusted Life Years (DALYs) tertinggi akibat dengue pada 2021," kata dia dalam keterangan tertulis dikutip Kamis (19/6/2025).

Sebagai solusi, vaksin dengue kini tersedia di Indonesia dan bisa diakses secara mandiri. Prof Edi menyebut vaksin ini sebagai langkah penting untuk menambah lapisan perlindungan, terutama bagi anak-anak dan keluarga muda yang aktif. "Tapi perlu diingat, efektivitas vaksin akan optimal jika diberikan lengkap sesuai jadwal," ujarnya.

Dokter spesialis anak, Djatnika Setiabudi, mengatakan vaksin bukanlah hal baru dalam dunia kesehatan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Vaksin sudah digunakan sejak lebih dari 200 tahun lalu, saat pertama kali dikembangkan untuk mencegah cacar.

"Hari ini, vaksin menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya dari penyakit seperti campak, influenza, difteri, dan lainnya," kata dr Djatnika.

Menurutnya, meski vaksin tidak memberikan kekebalan penuh, vaksinasi dapat mengurangi risiko sakit parah jika terinfeksi. "Saat kita divaksin, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar kita. Ini adalah bentuk empati sosial," kata dia.

Sebagai informasi, setiap 15 Juni diperingati sebagi ASEAN Dengue Day. Ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya pencegahan dengue.

Tak hanya lewat pola hidup bersih dan sehat, tetapi juga lewat inovasi medis seperti vaksinasi. Di sejumlah negara ASEAN, termasuk Indonesia, peringatan ini dirayakan dengan berbagai kampanye edukatif dan kolaboratif yang menyasar komunitas hingga ke akar rumput.

Read Entire Article
Politics | | | |