REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menyerukan agar dunia bersatu dalam aksi nyata untuk menghentikan aksi genosida yang sudah setahun lebih terjadi di Gaza, Palestina. Belum lama ini, terjadi insiden penyerangan dan perusakan atas beberapa fasilitas kesehatan di Gaza, termasuk Rumah Sakit Indonesia (RSI) oleh Militer Israel.
"Berbagai aksi penyerangan rakyat sipil serta fasilitas Kesehatan dan blokade bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza adalah bukti, bahwa Israel tidak mendengarkan negara manapun dalam aksinya. Kita sepakat dengan apa yang disampaikan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah aksi dan bukan resolusi semata tanpa hasil," kata Wakil Ketua ICMI Teuku Abdullah Sanny dalam siaran tertulis, Rabu (28/5/2025).
Sanny mengatakan serangan atas RSI di Gaza serta pemboman rakyat sipil yang membunuh 87 warga Gaza tidak hanya penghancuran infrastruktur kesehatan, tetapi juga bencana kemanusiaan yang menyertainya. Ribuan pasien kini tanpa perawatan, darah untuk transfusi sangat langka. Pasokan medis semakin menipis di tengah blokade yang membatasi masuknya bantuan kemanusiaan termasuk air bersih, bahan makanan, serta bahan bakar.
"Masalah hancurnya Rumah Sakit Indonesia di Gaza bukan hanya kisah tentang satu bangunan yang diserang. Peristiwa ini juga simbol runtuhnya nilai-nilai kemanusiaan dan hukum perang internasional yang mengutuk serangan terhadap fasilitas medis sebagai kejahatan perang," kata Sanny.
Ia menyayangkan negara-negara Arab di sekitar Palestina yang terlihat pasif untuk berupaya membuka blokade Gaza. Padahal mereka adalah negara-negara muslim yang seharusnya terdorong oleh rasa persaudaraan dan kemanusiaan.
"Padahal disaat yang sama, negara-negara Eropa seperti Inggris dan Perancis sudah memulai aksinya mengecam dan menekan Israel untuk menghentikan agresi militernya di Gaza," kata Sanny.
Posisi Indonesia menurut Teuku A. Sanny sangat jelas dalam masalah Palestina. Indonesia, kata Sanny selalu mendukung Palestina untuk mencapai kedaulatannya sebagai negara yang merdeka sebagaimana amanat dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
"RS Indonesia adalah hadiah nyata rakyat Indonesia untuk Palestina, begitu juga ICMI yang akan selalu konsisten mendukung Palestina agar terlepas dari penjajahan Israel," kata Sanny.
Ia juga mengecam aksi provokasi yang dipimpin oleh Menteri Israel Ben Gvir yang menodai kehormatan Masjid Al-Aqsa. Menurut dia, itu adalah bukti lain bahwa sumber masalah kekerasan di Palestina sebenarnya dimulai oleh Israel sendiri.
"Jika Israel tak henti memprovokasi, maka sulit berharap terjadinya perdamaian di Palestina dan Gaza khususnya," kata Sanny.