Di Balik Metafora Manusia Berhati Seperti Hati Burung

1 hour ago 3

Image Joko Susanto

Agama | 2025-09-18 18:43:19

Rasulullah saw pernah bersabda sekaligus berpesan kepada para sahabat Nabi yang membuat mereka makin tertarik, berusaha lebih memahami, dan bersemangat mendalami urgensi kelembutan hati. Beliau bersabda bahwa orang yang hatinya seperti hati burung akan masuk surga.

Menyelami makna, mengaplikasikan dalam dunia nyata

Dalam buku 'Pada Jejak Sang Kekasih' (2024) karya Adham Syarqawi pada artikel 'seperti hati burung' dijelaskan bahwa ada sejumlah penjelasan ulama hadits dalam memaknai hadits dimaksud.

Pertama, mereka bertawakal kepada Allah SWT dengan kepasrahan yang baik, menyerahkan sepenuhnya urusannya kepada Allah. Mereka berusaha maksimal dan mengerahkan sarana yang ada, bagaikan burung yang berangkat di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang ke sarang di sore hari dalam keadaan kenyang. Ia tahu rezekinya tidak diambil burung lain dan dia pun tidak mengambil rezeki milik burung lain.

Kedua, metafora tentang kelembutan hati dan kasih sayang kepada orang lain. Mau berempati. Bersedih bila teman atau orang lain sedih, bergembira ketika orang lain bergembira.

Poin yang perlu digarisbawahi bahwa kedua makna tersebut tidak ada kendala untuk dikompromikan, sehingga kesimpulannya berbunyi: metafora manusia berhati burung bermakna tawakal yang baik disertai dengan kelembutan hati dan keramahan.

Dalam kitab Syarh Shahih Muslim, Imam An-Nawawi menyebutkan, ada tiga pendapat ulama dalam memaknai orang yang hatinya seperti hati burung.

Pertama, orang yang hatinya lembut seperti burung.

Sebagaimana pujian yang diberikan Nabi Muhammad saw kepada penduduk Yaman. Beliau mengatakan,

Ada penduduk Yaman yang datang di tengah kalian. Mereka manusia yang paling lembut hatinya. Pemahaman agama banyak di Yaman, dan hikmah banyak di Yaman. (HR. Bukahri 4390 & Muslim 193).

Kedua , orang yang hatinya mudah takut kepada Allah seperti burung

sehingga dia menjadi manusia yang mudah kembali kepada kebenaran, bukan anti-nasihat. Merekalah yang dipuji Allah dalam al-Quran, dan Allah memberi gelar mereka sebagai ulama. Allah berfirman,

“Yang takut kepada Allah diantara para hamba-Nya adalah ulama.” (QS. Fathir: 28)

Ketiga, orang yang hatinya sangat bergantung dan tawakal kepada Allah seperti burung. Karena itu, Rasulullah pernah menjadikan burung sebagai simbol bentuk tawakal.

Nabi pernah bersabda, jika kalian tawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana burung diberi rezeki. Dia berangkat dalam kondisi perut kosong, dan pulang dalam kondisi perut kenyang. (HR. Ahmad 205 dan Turmudzi 2344)

Thalhah bin Abdil Rahman bin Awf adalah salah satuorang yang baik hatinya dan dermawan. Dia biasa memberi. Suatu hari istrinya berkata kepadanya, "Aku belum pernah melihat orang yang lebih jahat daripada teman dan saudara laki-lakimu.”

"Mengapa demikian?" tanya Thalhah.

"Aku melihat mereka, jika kamu kaya, mereka menempel mendekat padamu, akan tetapi jika kamu miskin, mereka meninggalkanmu," sambung istrinya.

"Demi Allah, itu adalah salah satu bentuk kemuliaan akhlak mereka. Mereka datang kepadaku jika aku mampu menghormati mereka, dan mereka meninggalkanku jika aku tidak dapat memenuhi hak mereka," tutur Thalhah.

Imam al-Mawardi mengomentari kisah unik ini dan berkata, "Lihatlah bagaimana dia memberikan penjelasan tentang karakter teman dan saudaranya dengan kemurahan hatinya. Dia menganggap tindakan buruk mereka sebagai kebaikan, dan tindakan pengkhianatan mereka yang sudah nyata malah sebagai pemenuhan janji."

Selamat dan berbahagialah untuk orang yang bisa memilih kata-kata karena takut menyakiti orang lain, dan jika dia menyakiti seseorang dengan kata-kata yang tidak disengaja, kesucian dalam dirinya terguncang dan terganggu, dan dia tidak tenang sampai dia segera memperbaikinya.

Merekalah manusia-manusia pilihan, lembut hatinya, mudah kembali kepada kebenaran, senang menerima ilmu, segera bertobat dari kesalahan, dan mudah takut kepada Allah.

Siapa pun yang dikaruniai nikmat hati yang lembut, maka sungguh dia telah dianugerahi karunia yang amat besar.

Tiada bosan-bosannya marilah kita selalu berdoa agar Dzat Sang Maha Pembolak-balik Hati memberikan kita hati yang kokoh di atas jalan agama, teguh dalam ketaatan, mudah tersentuh dalam kelembutan dan kasih sayang. Sosok-sosok manusia yang hatinya selembut hati burung dan kebaikannya diwujudkan dalam kehidupan nyata menjadi cita-cita bersama.

Sesungguhnya Allah SWT memiliki banyak jalan yang dapat dilintasi hati.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Politics | | | |