REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niatan Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi ke Partai Gerindra direspons beragam oleh internal partai. Pengurus organisasi sayap kader muda, Tunas Indonesia Raya (Tidar) ikut bersuara kabar itu.
Sekjen PP Tidar Rocky Candra mempertanyakan langkah Budi Arie bergabung ke Gerindra. "Kami menghormati siapa pun yang ingin berjuang bersama. Tapi Partai Gerindra bukan tempat persinggahan bagi mereka yang baru datang ketika langit politik sedang cerah," ujar Rocky dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).
Menurut anggota Fraksi Gerindra DPR RI itu, kegelisahan yang muncul di kalangan kader muda bukan bentuk penolakan terhadap individu, melainkan upaya menjaga kemurnian arah perjuangan partai. Tujuannya agar perjuangan Gerindra tidak bergeser dari cita-cita awal.
"Sebagian besar dari kami generasi muda Gerindra tidak alergi terhadap keterbukaan. Gerindra selalu percaya pada semangat rekonsiliasi dan kebangsaan yang luas. Tapi ada garis yang tidak boleh dilanggar. Partai ini dibangun dengan idealisme, bukan oportunisme," kata Rocky mewakili kader Tidar di 38 provinsi dan sembilan negara.
Rocky menilai, langkah Budi Arie harus dilihat secara hati-hati agar tidak mengaburkan arah perjuangan partai. Aspirasi kader Tidar saat ini, kata dia, menolak jika Budi Arie masuk Gerindra.
Dia mengingatkan, sejarah politik Indonesia menunjukkan banyak partai besar melemah bukan karena serangan dari luar, melainkan karena infiltrasi dari dalam. "Banyak partai besar yang tumbang bukan karena diserang lawan, tapi karena dipecah dari dalam. Kami tidak ingin Gerindra mengulangi kesalahan itu," ucap Rocky.
Meski begitu, Rocky menegaskan, seluruh kader tetap percaya pada kebijaksanaan Ketua Umum Prabowo Subianto dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dalam menentukan arah politik partai. Menurut dia, keputusan DPP selalu berorientasi pada kepentingan bangsa dan menjaga keutuhan partai.
"Pak Prabowo selalu mengajarkan kami berpikir jernih, berani berkata benar, dan tidak lupa pada akar perjuangan. Kami yakin beliau arif dan tahu siapa yang datang dengan niat tulus, dan siapa yang datang dengan niat mengambil kesempatan," ujar anggota DPR RI Dapil Jambi itu.
Rocky menegaskan, Gerindra bukan partai yang dibangun dari kekuasaan, tetapi dari semangat pengorbanan dan kesetiaan kepada rakyat. Dia mengingatkan, banyak kader telah berjuang sejak masa-masa sulit, dan semangat itu harus tetap dijaga.
"Kami menolak Ketua Projo itu. Kami dibesarkan dalam semangat pengorbanan. Kami berjuang ketika partai masih kecil, ketika spanduk kami disobek, dan suara kami dihitung dengan air mata. Karena itu, kami ingin memastikan bahwa mereka yang datang ke rumah ini juga siap berjuang, bukan sekadar menumpang nama besar Pak Prabowo," kata Rocky.

2 hours ago
3










































