Literasi Keuangan Syariah Masih Rendah, Keluarga Jadi Kunci Solusi Ekonomi Umat

9 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2024/2025 menyoroti masih rendahnya literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat Muslim, termasuk di negara dengan populasi besar seperti Indonesia. Di tengah krisis global dan tekanan ekonomi rumah tangga, sistem ekonomi syariah belum menyentuh kebutuhan dasar umat secara menyeluruh.

Kondisi ini ditegaskan oleh Murniati Mukhlisin, pendiri Sakinah Finance, yang menilai akar persoalan ekonomi umat justru berada di tingkat keluarga. “Krisis yang disebut dalam laporan ini tidak hanya terjadi pada aspek ekonomi makro, tetapi juga terasa di rumah tangga Muslim. Maka, ekonomi syariah harus hadir sebagai solusi yang menyentuh akar permasalahan mulai dari bagaimana keluarga mengelola rezeki, menabung untuk haji, menyiapkan dana pendidikan, hingga mewariskan harta dengan adil dan syar’i,” ujar Murniati dalam keterangan, Rabu (9/7/2025).

Ia menyebut banyak keluarga Muslim menghadapi ketidakpastian finansial akibat minimnya pemahaman terhadap pengelolaan keuangan syariah. Tantangan global seperti inflasi, disrupsi teknologi, hingga krisis biaya hidup memperparah kondisi jika tidak diikuti dengan literasi finansial yang kuat.

Selain soal teknis, Murniati menilai sistem keuangan syariah belum sepenuhnya mengedepankan nilai spiritualitas dan ketenangan bagi penggunanya. “Ekonomi syariah bukan hanya halal dari sisi produk, tetapi juga harus thayyib, serta bermanfaat, adil, dan membawa ketenangan. Inilah yang kami bawa melalui pendekatan Sakinah Finance, di mana keuangan menjadi alat untuk mewujudkan ketahanan keluarga dan kemajuan umat,” katanya.

Menurutnya, pendekatan edukasi berbasis keluarga menjadi strategi paling relevan untuk mendorong inklusi keuangan syariah secara berkelanjutan. Selama ini, produk dan layanan syariah lebih banyak difokuskan pada sisi institusional dan makro, tanpa menyentuh aspek mikro umat.

Dalam SGIE 2024/2025, aset industri keuangan syariah global diperkirakan mencapai 7,53 triliun dolar AS pada 2028, naik dari 4,93 triliun dolar AS pada 2023. Namun, pertumbuhan ini belum sepenuhnya dirasakan di lapisan bawah masyarakat Muslim, termasuk pelaku usaha mikro dan rumah tangga. Banyak negara mayoritas Muslim masih mengandalkan sistem perbankan syariah konvensional tanpa memperluas akses terhadap pembiayaan mikro, tabungan berbasis komunitas, atau produk proteksi syariah yang terjangkau.

Murniati menekankan perlunya gerakan literasi yang tidak hanya fokus pada pemahaman produk, tetapi juga pada niat, keberkahan, dan penguatan nilai keluarga. Menurutnya, pendidikan ekonomi syariah harus dimulai dari rumah, bukan hanya ruang seminar atau bank.

Melalui pendekatan seperti Sakinah Finance, Murniati mendorong pemahaman bahwa keuangan bukan sekadar alat konsumsi, tetapi juga sarana ibadah dan perlindungan keluarga. “Kami ingin membangun kesadaran bahwa keputusan keuangan adalah keputusan hidup. Ketika rezeki dikelola dengan benar dan sesuai syariat, maka keberkahan hadir. Dari situ, ekonomi umat bisa tumbuh,” katanya.

Read Entire Article
Politics | | | |