REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kebiasaan melakukan maksiat dan pelanggaran pada akhirnya dapat menyebabkan tergelincir dari agama.
Hal ini tidak terjadi dalam semalam, tetapi sedikit demi sedikit, hingga seseorang meninggalkan agama sama sekali.
Inilah rahasia mengapa salah satu perkataan yang indah dari para generasi salah yaitu:
المعاصي بريد الكفر "Dosa adalah pintu gerbang kekufuran"
Dalam hal ini, yang dimaksud di sini bukan setiap dosa itu sendiri adalah kufur. Sudah menjadi rahasia umum di kalangan Ahlus Sunnah bahwa melakukan dosa tidak mengeluarkan seseorang dari agama Allah SWT dan juga tidak menyebabkan kemurtadan.
Hal ini sebagaimana disebutkan Imam ath-Thahawi dalam akidahnya, "Kami tidak mengkafirkan seseorang dari ahli kiblat karena suatu dosa kecuali dia pantas mendapatkannya." Dia menambahkan, dosa tidak membahayakan keimanan seseorang.
Hal ini karena Ahli Sunnah meyakini bahwa melakukan dosa dan bertemu dengan Allah tanpa bertobat diancam dengan siksa dan azab akhirat, serta pengaruhnya terhadap keimanan adalah bertambah dan berkurangnya, bukan bertahan ataupun hilangnya keimanan seseorang.
Juga disepakati di kalangan ahli hakikat bahwa keteguhan hati yaitu tetap melakukan kemaksiatan dengan mengetahui kemaksiatan tersebut tanpa ada ampunan dan taubat tidak termasuk istihlal (atau peleburan).
Hal ini karena banyak pelaku maksiat yang dikuasai oleh hawa nafsunya dan tetap melakukan kemaksiatan meskipun mereka meyakini bahwa hal itu haram dan membencinya di dalam hati.
Bisa jadi di dalam hati orang tersebut terdapat kecintaan yang besar kepada Allah meskipun ia melakukan kemaksiatan.
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّ رَجُلًا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اسْمُهُ عَبْدَ اللَّهِ وَكَانَ يُلَقَّبُ حِمَارًا وَكَانَ يُضْحِكُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ جَلَدَهُ فِي الشَّررَابِ، فَأُتِيَ بِهِ يَوْمًا فَأَمَرَ بِهِ فَجُلِدَ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْممِ: اللَّهُمَّ الْعَنْهُ مَا أَكْثَرَ مَا يُؤْتَى بِهِ!! فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَلْعَنُوهُ، فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ إِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
BACA JUGA: Tak Usah Heran Amerika Serikat Ngebet Bela Israel Mati-matian, Media Ini Bongkar Alasannya
Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab bahwa ada seorang laki-laki pada masa Nabi SAW yang bernama Abdullah dan memiliki nama panggilan Keledai yang sering membuat Rasulullah SAW tertawa, dan Nabi SAW sering mencambuknya karena minum-minuman keras, maka pada suatu hari dia dibawa dan diperintahkan untuk dicambuk. "Semoga Allah melaknatnya, betapa seringnyad ia dibawa kepadanya! Nabi SW bersabda, "Janganlah kalian melaknatnya, karena demi Allah, aku tidak tahu bahwa ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
Seseorang bisa saja tertimpa dosa yang terus menerus dia lakukan, meskipun dia meyakini bahwa hal itu dilarang, berharap untuk menyingkirkannya, dan sering berdoa kepada Allah SWT untuk mengampuni dan memaafkannya. Peringatan dari menekuni dosa itu bisa mengerahkannya kepada pembebasan.