Panggilan dan Pesan Misterius yang Membuat Ribuan Warga Israel Semakin Panik

5 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV—Ribuan warga Israel dilaporkan menerima panggilan telepon dan pesan teks yang digambarkan mencurigakan.

Panggilan dan pesan itu meminta mereka untuk tidak pergi ke tempat penampungan, sehubungan dengan serangan rudal yang diluncurkan oleh Iran ke arah Tel Aviv dan kota-kota Israel selama enam hari berturut-turut.

Sumber-sumber mengindikasikan bahwa pesan dan panggilan anonim tersebut mendorong Front Depan Israel dari tentara pendudukan untuk berbicara kepada warga Israel melalui media guna meredakan kepanikan mereka, seperti yang dikatakannya.

Kata "Sonol" menduduki puncak mesin pencari Israel di Google, nama salah satu perusahaan bahan bakar utama di Israel, sebagai tanda meningkatnya ketakutan warga Israel akan dampak dari penargetan berulang kali oleh Iran terhadap perusahaan-perusahaan energi, seperti yang terjadi di Haifa pekan ini.

Iran meluncurkan serangan rudal baru ke Israel pada Rabu (18/6/2025) dini hari, sementara Israel menargetkan ibu kota Iran, Teheran, dan kedua belah pihak saling bertukar peringatan kepada penduduk di dua wilayah di Teheran dan Tel Aviv.

Sementara itu, surat kabar Israel Haaretz mengungkapkan bahwa ratusan warga Israel dan orang asing setiap hari melarikan diri dengan kapal pesiar ke Siprus.

Sejak awal perang, Israel telah menutup wilayah udaranya dan secara diam-diam memindahkan puluhan pesawat sipil ke luar negeri. Hal ini menyebabkan jutaan orang terjebak dalam serangan balasan Iran yang telah menyebabkan kematian dan kerusakan material yang signifikan di berbagai lokasi.

Surat kabar tersebut bertemu dengan sejumlah orang yang melarikan diri di pelabuhan Herzliya di pantai Mediterania.

"Menurut kelompok Facebook yang berdedikasi untuk meninggalkan Israel melalui laut, kini ada ratusan orang yang ingin meninggalkan Israel dengan cara ini. Dan seperti diketahui, ketika ada permintaan, selalu ada orang yang terburu-buru menawarkan jasa mereka dengan imbalan uang."

Surat kabar Israel melaporkan bahwa orang-orang yang berangkat merencanakan keberangkatan mereka dengan imbalan membayar ribuan dolar.

“Sebagian besar pelancong mengatakan bahwa mereka tidak lagi tinggal di Israel dan ingin kembali ke negara mereka atau bergabung dengan anak-anak mereka di luar negeri,” tulis surat kabar tersebut. “Sedikit yang mengakui bahwa mereka melarikan diri dari rudal Iran” karena “tidak ada yang bersedia berbicara terus terang kepada wartawan.”

Read Entire Article
Politics | | | |