Perang Dagang Makin Sengit, Trump Ancam China dengan Tarif 50 Persen

7 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON – Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen pada impor dari China. Ancaman itu muncul setelah China membalas penerapan tarif impor resiprokal yang diumumkan pekan lalu. 

Trump mengancam bahwa penerapan tarif tambahan itu akan dimulai Rabu ini. Ancaman Trump ini muncul pada hari ketiga jatuhnya pasar di seluruh dunia sejak Trump mengumumkan perang dagangnya pada Rabu lalu dengan tarif terhadap mitra dagang AS. 

Sebagai bagian dari langkah tersebut, Gedung Putih mengumumkan akan mengenakan tarif sebesar 34 persen pada impor China. Sebagai tanggapan, Beijing mengumumkan tarif 34 persen terhadap impor AS.

Dalam pernyataan di Truth Social pada Senin pagi waktu AS, Trump mengatakan bahwa China memberlakukan tarif pembalasan meskipun ia “memperingatkan bahwa negara mana pun yang melakukan pembalasan terhadap AS dengan mengeluarkan Tarif tambahan” akan “segera dikenakan tarif baru dan jauh lebih tinggi, melebihi tarif yang ditetapkan pada awalnya”.

“Jika China tidak menarik kenaikan sebesar 34 persen di atas pelanggaran perdagangan jangka panjang yang sudah mereka lakukan pada besok, 8 April 2025, Amerika Serikat akan mengenakan Tarif TAMBAHAN terhadap China sebesar 50 persen, yang berlaku efektif tanggal 9 April,” tulis Trump. 

“Selain itu, semua pembicaraan dengan China mengenai permintaan pertemuan dengan kami akan dihentikan!” dia menambahkan. “Negosiasi dengan negara lain, yang juga meminta pertemuan, akan segera dimulai.” 

Kedutaan Besar China di AS mengatakan pada hari Senin bahwa mereka tidak akan menyerah pada tekanan atau ancaman mengenai tarif tambahan sebesar 50 persen. "Kami telah menekankan lebih dari sekali bahwa menekan atau mengancam China bukanlah cara yang tepat untuk berhubungan dengan kami. China akan dengan tegas menjaga hak dan kepentingan sahnya," Liu Pengyu, juru bicara kedutaan, mengatakan kepada Agence France-Presse. 

Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan kepada ABC News bahwa kenaikan tarif terhadap China akan melampaui tarif timbal balik sebesar 34 persenyang diumumkan Trump minggu lalu dan 20 persen yang sudah diberlakukan.

Artinya, total tarif impor untuk produk China yang ke Amerika Serikat bisa mencapai 104 persen. Ini langkah yang sangat drastis mengingat AS sebelum Trump adalah negara pengusung utama perdagangan bebas. Kebijakan ini juga akan memukul konsumen di AS yang bergantung pada produk-produk buatan China.

Ultimatum baru Trump kepada Tiongkok menandai peningkatan terbaru dari Gedung Putih dan terjadi ketika saham-saham AS berayun masuk dan keluar dari zona merah pada Senin pagi ketika sebuah laporan beredar bahwa Trump akan menghentikan sementara penerapan tarif besar-besaran selama 90 hari, namun kemudian dengan cepat ditolak oleh Gedung Putih dan menyebutnya sebagai “berita palsu”.

Read Entire Article
Politics | | | |