REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taufan Marhaendrajana, meninjau kemajuan proyek strategis CO2 Reduction yang saat ini berjalan sesuai target di Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) Stage 1, Lapangan Akasia Bagus, Pertamina EP, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada awal Mei lalu.
VP Production & Operations Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, Rahmat Ali Hakim, menyatakan bahwa proyek CO2 Reduction ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas produksi energi nasional sekaligus mencapai kemandirian energi. Investasi dalam proyek ini mencerminkan komitmen Pertamina EP dalam memastikan pasokan energi yang stabil ke depan.
"Hingga saat ini, proyek optimasi pengembangan Lapangan-Lapangan Akasia Bagus-Gantar, atau disebut OPLL ABG – GTR, telah berkontribusi dalam optimalisasi cadangan minyak sebesar 12,71 juta stock tank barrels (MMSTB) dan gas sebesar 10,53 miliar kaki kubik (billion standard cubic feet/BSCF)," ujar Rahmat dalam siaran persnya.
Sebagai bagian dari upaya mencapai efisiensi dan keberlanjutan operasional, Pertamina EP menjalin kolaborasi strategis dengan perusahaan multinasional BASF, yang berbasis di Jerman. BASF dikenal sebagai salah satu produsen bahan kimia terbesar dunia, dengan keahlian dalam teknologi katalis dan pengolahan gas.
Dalam kolaborasi ini, BASF berperan sebagai licensor atau penyedia lisensi teknologi untuk unit pengolahan gas asam (Acid Gas Removal Unit/AGRU) berbasis sistem amine (methyldiethanolamine /MDEA), serta mendukung pengembangan sistem pengolahan gas asam berkadar CO2 tinggi.
Hasil sinergi ini mampu menghasilkan kinerja terobosan pertama di dunia, yakni mengolah gas produksi di SP ABG yang mengandung CO2 hingga 65 persen mole menjadi hanya 8 persen, sesuai spesifikasi gas siap jual.
Lapangan Akasia Bagus, yang dioperasikan oleh Pertamina EP, dikembangkan berdasarkan Plan of Development (POD) yang disetujui pada 27 Desember 2017 dengan mekanisme dua tahap: Stage 1 dan Stage 2. Hingga kini, Pertamina EP telah mengebor 12 sumur pengembangan dan memiliki 26 sumur produksi aktif di klaster tersebut.
Untuk meningkatkan keandalan fasilitas, Pertamina EP tengah melakukan upgrading kapasitas SP ABG dari semula 1.750 barel cair per hari (BLPD) dan 3 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD), menjadi 9.000 BLPD dan 22 MMSCFD.
Selain peningkatan produksi, Pertamina EP juga berkomitmen pada pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Hal ini diwujudkan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dan penanaman lebih dari 86 ribu mangrove di wilayah pesisir. Proyek upgrading SP ABG mencerminkan langkah nyata Pertamina EP dalam mendukung ketahanan energi nasional melalui peningkatan produksi migas, inovasi teknologi, dan kepedulian lingkungan.