Sejarah Makmurkan Masjid Al Muqorrobin Perumnas Depok Utara, Berkembang Miliki SDIT/SMPIT

4 hours ago 4
 Penampakan Masjid Al Muqorrobin Perumnas Depok Utara, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Depok Utara, Senin (12/05/2025). (Foto: Rusdy Nurdiansyah/RUZKA INDONESIA) Keterangan foto: Penampakan Masjid Al Muqorrobin Perumnas Depok Utara, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Depok Utara, Senin (12/05/2025). (Foto: Rusdy Nurdiansyah/RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Al Muqorrobin dalam bahasa Arab berarti "orang-orang yang didekatkan" atau "orang-orang yang dekat". Istilah ini merujuk pada individu yang memiliki kedekatan spiritual dengan Allah SWT, yang mungkin mencakup para Nabi, Siddiqin (orang yang sangat benar), Syuhada (orang yang mati syahid), dan orang-orang shaleh (orang-orang yang saleh).

Mungkin itu alasan utama nama yang disematkan para pendiri mushola yang sekarang menjadi Masjid Al Muqorrobin.

Tempat ibadah umat Muslim yang berdiri di lahan 300 m2, terletak di Jalan Jagung, RT 01/RW 07 ini memiliki sejarah dan cerita panjang kesuksesan memakmurkan Masjid Al Muqorrobin.

Baca juga: Sejarah Perumnas Depok Utara, Hunian VIP yang Cukup Diminati TNI/Polri dan PNS

Kota Depok yang berada di Jawa Barat (Jabar) dan berbatasan langusung dengan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta mulai berkembang dan terjamah pembangunan setelah Kementerian Perumahan Rakyat melalui Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perum Perumnas) membangun Perumnas pertama di Kota Depok pada 1975 yakni Perumnas Depok I.

Pada 1978, Perumnas membangun hunian yang dikenal dengan nama Perumnas Depok Utara, berlokasi di Kelurahan Beji, Kecamatan Beji.

Suasana yang asri, jajaran rumah yang teratur dan tertata dengan fasilitas sosial dan umum (fasos fasum) yang lengkap, mulai dari taman, lapangan sepak bola, gedung pertemuan, sekolah dari tingkat TK hingga SMA, gereja dan masjid menjadikan contoh perumahan ideal perumahan nasional.

Baca juga: Tempat 'Jin Buang Anak', di Depok Cicilan Rumah Cuma Rp 15 Ribu per Bulan, Dihuni Banyak Wartawan

Perumnas Depok Utara dengan 2.000 unit rumah, pada 1979 mulai dihuni. Pemukiman yang dikenal cukup elit kala itu dihuni oleh sebagian besar pegawai negeri sipil (PNS) golongan III dan IV serta TNI/Polri berpangkat perwira menengah (Pamen).

"Konsepnya jelas, Perumnas Depok Utara menjadi contoh sebuah konsep perumahan yang ideal. fasos fasum lengkap. Mungkin cuma satu-satunya di Indonesia, lahan kuburan ada ditengah-tengah kompleks," ujar mantan pegawai Perumnas, Rr. Siti Nurul, SE atau yang akrab disapa Titi Nurul atau Eyang Titi saat bercerita awal mula Perumnas Depok Utara di Sekolah Cakra Buana, Kota Depok, Sabtu (10/05/2025).

 Dok Rusdy Nurdiansyah) Keterangan foto: Ibu Siti Nurul (kiri) dan Pak Jaslim (kanan) saat rapat pengurus Mushola Al Muqorrobin pada 1983. (Foto: Dok Rusdy Nurdiansyah)

Salah satu fasos fasum yang dimanfaatkan warga yakni tanah kosong seluas 1.000 m2 yang berada di Jalan Jagung-Jalan Kacang-Jalan Balinjo yang berbatasan dengan tebing kampung yang ditumbuhi pohon bambu.

Eyang Titi yang juga pemilik Sekolah Bintara dan Cakra Buana Depok ini pun berkisah, suatu hari di tahun 1982, rumahnya yang berada di ujung Jalan Balinjo, kedatangan 3 orang warga tetangganya yang bermaksud mohon bantuan ijin penggunaan sebagian lahan kosong tersebut untuk dibangun mushola.

Baca juga: Perumnas Dukung Program Tiga Juta Rumah lewat Hunian TOD

"Ketiga warga itu yakni Pak Gambar Anom, Pak Tamsis dan Pak Amir. Saya setuju dibangun mushola, dan syaratnya harus lebih besar dari rumah kita," ungkap Eyang Titi yang kini berusia 71 tahun.

Masih tertanam dalam Ingatannya, Eyang Titi yang kalah itu baru berusia 27 tahun melanjutkan ceritanya, singkat cerita permohonan pembagunan mushola diijinkan Perumnas.

"Kami pun berbagi tugas mencari donatur untuk biaya pembangunan. Saya buka donasi di kantor Perumnas, ke teman-teman kantor, saya bilang kita harus donasi sebagai diskon neraka. Pak Gambar Anom cari donasi ke kolega-koleganya, serta pak Tamsis dan pak Amir buka donasi ke warga RT dan sekitarnya," tutur Eyang Titi.

Dana lumayan cukup terkumpul dari para donatur, diantaranya nama beken yang berdonasi yakni Menteri Pemuda dan Olahraga, Akbar Tanjung yang merupakan kolega pak Gambar Anom dan Kolonel Teuku Burhan Ali (kerabat Pak Ansori Asmuni) dan Abdullah Muas (Anggota DPR RI)

Baca juga: Depok Peringati Hari Jadi ke 26, Ini Sejarah Singkatnya dan Harapan Supian Suri

"Saya nggak tahu persis berapa dana yang terkumpul, namun masih belum cukup untuk biaya keseluruhan pembangunan musholla. Saya putar otak untuk cari bantuan pasir, batu kali, batu kerikil, semen dan batako," terang Eyang Titi.

Ketua RT 01/RW 07 Perumnas Depok Utara saat bertemu dengan Eyang Titi (Pemilik Sekolah Bintara/Cakra Buana Depok. Sabtu (10/05/2025). (Foto: Dok RUZKA INDONESIA) Ketua RT 01/RW 07 Perumnas Depok Utara saat bertemu dengan Eyang Titi (Pemilik Sekolah Bintara/Cakra Buana Depok. Sabtu (10/05/2025). (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

Suatu hari, Eyang Titi mengajak Pak Tamsis dan Pak Amir untuk mengambil pasir, batu kali dan batu kerikil langsung ditempat penambangan di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Pemilik penambangan pasir teman Eyang Titi.

"Saya yang nyetir mobil, temui pemilik tambang pasir, Pak Sueb. Saya ceritakan rencana mau bangun musholla kalo butuh pasir dan batu. Mohon dibantu. Alhamdulillah, Pak Sueb menyanggupi membantu gratis 4 truk pasir, 4 truk batu kali dan 4 truk batu kerikil," tuturnya.

Eyang Titi, Pak Tamsis dan Pak Amir pulang dengan sumringah, ketiga mengucapkan syukur dipermudah jalannya dalam berikhtiar membangun rumah Allah.

Baca juga: CFD Depok Tidak Saja Jadi Sarana Warga Berolahraga, Tapi Jadi Ajang Swafoto dan Jajan Makanan

Cukupkah? Masih kurang, yakni kebutuhan batako dan semen. Esoknya, Eyang Titi meminta bantuan koleganya pemilik Toko Bangunan Mustika di Jalan Nusantara, Chong Ai.

"Saya punya hubungan baik dengan Chong Ai, dan menyanggupi membantu seluruh kebutuhan semen dan batako untuk pembangunan mushola. Alhamdulillah!," ucap Eyang Titi.

Tidak butuh waktu lama, seluruh warga bahu membahu membantu pelaksanaan pembangunan Mushola Al Muqqorobin yang dilengkapi 2 kamar mandi pria dan wanita, kamar marbot, menara dan taman.

Hanya butuh waktu 6 bulan, mushola bediri dengan disain cukup iconik dan asri. Saat bersamaan dibangun juga lapangan Jalan Jagung untuk olahraga senam, bulutangkis dan bola voli. Dikemudian hari lapangan olahraga diberi nama Lapangan Sehat yang dikelilingi pohon-pohon rindang.

Baca juga: Polisi Berkuda Dikerahkan, Pengamanan CFD Depok Minggu Kedua Berjalan Aman dan Lancar

Pada 15 Mei 1983, Mushola Al Muqqorobin diresmikan Wali Kota Administratif (Kotif), Drs Moch. Rukasah Suradimadja. Turut hadir dalam peresmian, Gubernur DKI Jakarta, Soeprapto.

"Saya ingat sekali, waktu peresmian, saya yang jadi pembawa acaranya. Ditunjuk juga Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Pak Gambar Anom," ungkap Eyang Titi.

 Dok Rusdy Nurdiansyah) Keterangan foto: foto: Anak-anak dan remaja saat berfoto di depan Mushola Al Muqorrobin pada 1987. (Foto: Dok Rusdy Nurdiansyah)

***

Mushola Al Muqqorobin merupakan tempat ibadah umat muslim pertama di kompleks Perumnas Depok Utara. Menyusul setelah itu Masjid Nurusslaam di Jalan Halmahera.

Kemudian, bediri Mushola Istiqomah di Jalan Cempedak, Mushola As Salam di Jalan Kecubung dan Mushola Mardhatilah di Jalan Salada.

Aktivitas memakmurkan tempat ibadah, Mushola Al Muqqorobin cukup aktif. Rutin menggelar pengajian setiap minggu yang digelar Majelis Taklim Al Muqqorobin dan juga digelar pengajian bulanan dengan mengundang tokoh dan ulama terkenal.

Aktivitas lainnya, memiliki ikatan remaja yang sangat dikenal dengan nama Ikatan Remaja Mushola Al Muqqorobin (IRMA) dan memiliki klub voli dengan nama Al Muqqorobin Voli Club (Alvoc) yang cukup di kenal, tak hanya di Perumnas Depok Utara tapi juga di wilayah Depok.

Adapun tradisi rutin yakni melakukan hajat silahturahmi yang diikuti seluruh warga RW 07, setahun sekali setiap usai Sholat Idul Fitri di Lapangan Sehat.

Tradisi rutin lainnya menggelar penyembelihan hewan kurban setiap Idul Adha. Pemotongan kambing dan sapi dengan jumlah yang cukup banyak, bisa mencapai ratusan kambing dan puluhan sapi menjadi ajang gotong royong dan berkumpulnya warga, orang tua, remaja dan anak-anak dengan kegembiraan.

 Dok Rusdy Nurdiansyah) Keterangan foto: Para remaja IRMA berfoto bersama dengan Ketua pengurus Mushola Al Muqorrobin, Pak Gambar Anom (tengah baju hitam). (Foto: Dok Rusdy Nurdiansyah)

Baca juga: Belanda Dukung Rencana Depok Lama Jadi Kawasan Heritage, Lestarikan Warisan Budaya

"Dibanding tempat ibadah lain di Depok Utara, di Masjid Al Muqqorobin yang selalu paling banyak hewan kurbannya. Seru, terjalin silahturahmi antar warga dan juga menularkan generasi muda beribadah, bersilahturahmi, bersedekah dan berkurban. Aktivitas seperti itu harus kembali dihidupkan lagi," tutur Rizal, seorang warga Jalan Kacang yang rindu dengan kesejukan ibadah di Masjid Al Muqqorobim, Senin (12/05/2025).

Pada 12 Juli 1992 diresmikan pengembangan mushola menjadi Masjid Al Muqqorobin oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor, Eddie Yoso Martadipura.

Dari hasil tromol dan donasi dari warga serta para donatur, kemudian DKM Masjid Al Muqqorobin membentuk Yayasan Al Muqqorobin dibawah pimpinan pertamanya, Pak Gambar Anom.

Baca juga: Setelah Naik Kelas, Keluarga Belanda Depok Harap Miliano Jonathans Segera Gabung ke Timnas Indonesia

Selanjutnya, Yayasan Al Muqqorobin membangun Madrasah Ibtidaiyah, yang ditunjuk sebagai kepala sekolahnya, Pak Didi.

Dan, kemudian membentuk panitia pembelian lahan dibawah tebing yang diketuai Pak Syahrial.

Yayasan Al Muqqorobin kembali membuka donasi ke warga untuk gedung sekolah SDIT Al Muqqorobin yang dimotori Pak Amir dan Pak Tamsis.

Selain warga, sejumlah tokoh nasional ikut memberikan donasi yakni Akbar Tanjung dan Jimly Asshiddiqie.

Baca juga: Gue Anak Jalan Pemuda Bang! Begini Kondisi Jalan di Depok yang Disebut Miliano Jonathans

Kolaborasi pengurus RT 01, pengurus DKM dan pengurus Yayasan Al Muqqorobin yang cukup baik dan terbuka dengan warga, membuat warga mendukung berkembangnya sekolah SDIT AL Muqqorobin.

Selain Eyang Titi, Pak Gambar Anom, Pak Tamsis, Pak Amir, Pak Ansori, Pak Hamid, Pak Yusrin, Pak Suranto, Pak Suparman, Pak Basuki, Pak Mustofa, Pak Didi, Pak Syahrial, Pak Jaslim, Pak Suparman, Pak Sawir, Pak Fathoni, Pak Wasir, Pak Dedi, Pak Darmadi, dan Pak Tri.

Nama-nama lain yang cukup aktif memakmurkan Masjid Al Muqqorobin yakni Pak Zamhari Hasan, Pak HM Abubakar, Pak Firdaus, Pak Inayat, Pak Djosan, Pak Kipson, Pak Suhartono, Pak Iskandar, Pak HM Daud dan Pak Djawad.

Tentunya, dukungan aktivitas kalangan bapak-bapak juga diikuti dari kalangan ibu-ibu, pemuda dan remaja, diantaranya Bu Gambar Anom, Bu Ansori Asmuni, Bu Hamid, Bu Tri, Bu Daud, Bu Abubakar, Bu Yusrin, Bu Tamsis, Bu Amir, Bu Syarial, Bu Mustifa, Bu Didi, Bu Jaslim dan kalangan pemuda yakni Mas Tono, Dedi, Agit, Zaini, Kak Inur, Ria, Vini, Tami, Farah, Devi, Iwan, Rusdy, Endi, Harun, Gumantar, Tito, Ustadz Anwar Mustofa, Maswan, Karina Anom, Ika Inayat yang tergabung dalam IRMA

Baca juga: Istilah Daerah Pal di Depok, Zaman Belanda Merupakan Pos Kuda Penarik Pedati Istirahat

"Dulu, anak-anak warga RW 07 mendapat prioritas bersekolah dan bagi orang tua tak mampu diberikan gratis bersekolah di SDIT Al Muqqorobin," ujar Ketua RT 01/RW 07, Pak Taufik, Sabtu (10/05/2025).

Selain SDIT, kini Yayasan Al Muqqorobin juga mendirikan SMPIT yang berlokasi di Jalan Jawa, Depok Utara.

Sejatinya, Masjid Al Muqorrobin merupakan warisan surga dari para orang tua generasi pertama penghuni RT 01/RW 07, Perumnas Depok Utara. Tentunya, mereka berharap memakmurkan Masjid Al Muqorrobin terus dirawat para generasi selanjutnya. Jangan membuat mereka menangis, buat mereka tersenyum. (***)

Penulis: Risjadin Muhammad/RIZKA INDONESIA

 Rusdy Nurdiansyah/RUZKA INDONESIA) Masjid Al Muqorrobin Depok Utara, Senin 12 Mei 2025. (Foto: Rusdy Nurdiansyah/RUZKA INDONESIA)

Read Entire Article
Politics | | | |