Pengendara mobil memasuki ruas jalan tol IKN seksi 3A Karang Joang-KKT Kariangau di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (24/3/2025). Ruas tol IKN yang meliputi seksi 3A, 3B, 5A, dan Jembatan Pulau Balang dibuka secara fungsional hingga 7 April mulai pukul 06.00-18.00 WITA dengan tarif gratis untuk kendaraan golongan satu seperti sedan, jip, dan minibus.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) melaporkan progres pembangunan Jalan Tol IKN 3B-2 telah mencapai 62 persen pada Mei 2025. Jalan tol ini menghubungkan kawasan Kariangau ke Simpang Tempadung.
“Proyek strategis nasional ini menjadi salah satu urat nadi utama dalam mendukung konektivitas menuju kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” kata Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito (BW) dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Tol IKN Seksi 3B-2 dirancang membentang sepanjang 7,3 kilometer dengan sejumlah titik konstruksi strategis. Salah satunya adalah pembangunan Interchange Kariangau sebagai simpul penting konektivitas wilayah, serta dua jembatan satwa sebagai wujud komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.
Jembatan satwa ini memungkinkan satwa liar menyeberangi lintasan tol tanpa mengganggu mobilitas pengguna jalan, guna mencegah kecelakaan serta meningkatkan keselamatan.
Agung menjelaskan, salah satu capaian utama adalah penyelesaian struktur Slab On Pile pada STA 6, 7, dan 9 yang membentang sepanjang 1,26 kilometer. Pekerjaan Jembatan Satwa di STA 8 dan 10 juga menunjukkan progres signifikan, masing-masing sebesar 62,4 persen dan 53,7 persen.
Topping off pengecoran Arc Slab sisi kanan kedua jembatan satwa telah berhasil diselesaikan. Selain itu, beberapa ramp akses dan struktur jembatan di kawasan Interchange Kariangau mencatat progres di atas 60 persen.
“Dengan strategi pengerjaan simultan di berbagai titik, percepatan pembangunan tol ini diharapkan dapat terus dijaga secara optimal,” jelas Agung.
Untuk mendukung efisiensi dan kualitas pekerjaan, WIKA mengusung inovasi teknologi dan metode konstruksi, termasuk penggunaan Corrugated Steel Plate setebal 8 mm sebagai bekisting sekaligus bagian struktur komposit beton pelengkung setebal 1 meter. Selain itu, digunakan pula mortar busa dengan berat jenis 0,8 ton/m³ untuk mengurangi beban struktur hingga 31.200 ton dibandingkan metode konvensional.
sumber : ANTARA