Trafik Rendah, Pengelola Tol Cibitung-Cilincing Usul Integrasi Tarif

4 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Cibitung Tanjung Priok Port (CTP Tollways) mengusulkan integrasi tarif antarruas tol guna mendorong peningkatan trafik di ruas Jalan Tol Cibitung–Cilincing (JTCC) yang masih tergolong rendah. Direktur Utama CTP Tollways, Yaya Ruhiya mengatakan, rata-rata transaksi harian di JTCC saat ini mencapai 34.000–36.000 kendaraan. Namun, volume tertimbang yang mengukur jarak tempuh kendaraan baru berkisar 8.500–8.700 kendaraan per hari.

“Padahal target awal dalam rencana bisnis BPJT (Badan Pengelola Jalan Tol) tertimbangnya itu semestinya tahun ini sudah sampai 34.000 kendaraan per hari,” kata Yaya saat mendampingi kunjungan media ke JTCC di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Ia menilai salah satu penyebab rendahnya trafik adalah disparitas tarif yang cukup tinggi dibandingkan ruas tol lain. Untuk kendaraan golongan I, misalnya, selisih tarif antara JTCC dan Tol Cikunir bisa mencapai Rp 70.000. Sementara, untuk golongan IV dan V, selisihnya bahkan mencapai Rp 140.000.

“Untuk itu, kami berharap ada integrasi, supaya integrasi untuk menghilangkan disparitas tarif. Jadi orang mau lewat Tol Jakarta–Cikampek dengan lewat tol JTCC ini tarifnya relatif sama,” kata dia.

Yaya menambahkan, CTP Tollways telah mengusulkan skema integrasi tarif kepada pemerintah. Usulan tersebut saat ini masih dalam tahap pembahasan.

“Sudah kami usulkan, tapi belum final. (Skemanya) pasti (tarif) ada yang naik dan ada yang turun,” katanya.

Selain mendorong integrasi tarif, CTP Tollways juga telah menerapkan diskon hingga 50 persen bagi kendaraan golongan II ke atas sejak JTCC mulai beroperasi pada 2023.

Diskon ini diberikan sebagai bentuk subsidi, mengingat kemampuan bayar pengguna di golongan tersebut dinilai lebih rendah.

Pembangunan JTCC, yang diresmikan Presiden ke-7 RI Joko Widodo pada 2022, merupakan bagian dari rencana induk pemerintah dalam pengembangan jaringan jalan tol nasional.

JTCC dirancang sebagai bagian dari jaringan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2 (JORR 2), melengkapi keberadaan tol dalam kota dan JORR 1, dengan tujuan utama mendistribusikan arus lalu lintas agar tidak terpusat di kawasan dalam kota yang sebelumnya kerap mengalami kemacetan.

Namun, Yaya menjelaskan, karena JORR 2 dibangun belakangan, biaya investasinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan JORR 1 maupun tol dalam kota.

Kondisi ini berdampak pada tarif tol yang lebih mahal, sehingga pengendara cenderung membandingkan biaya lintasan antara JORR 1 dan JORR 2 sebelum memilih rute.

Ruas Jalan Tol Cibitung–Cilincing memiliki panjang 34 kilometer. Saat ini, JTCC memiliki lima interchange, yaitu Cibitung, Telaga Asih, Gabus, Tarumajaya, dan Cilincing.

Di interchange Cibitung, JTCC terhubung dengan ruas tol Jakarta–Cikampek dan ruas tol Cimanggis–Cibitung, sedangkan di Interchange Cilincing terhubung dengan JORR 1.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |