Warga Palestina membawa karung berisi makanan dan bantuan kemanusiaan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 11 Juni 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV-Israel berpacu dengan waktu untuk "mengurangi jumlah penduduk" di Gaza utara menjelang kemungkinan kesepakatan gencatan senjata.
Hal ini disampaikan sumber Palestina pada Ahad (2/7/2025) lalu, sebagaimana dilaporkan.
"Israel mencoba memanfaatkan beberapa hari yang tersisa sebelum gencatan senjata yang diantisipasi untuk memperluas cakupan penghancuran dan memusnahkan kota-kota," kata sumber yang dekat dengan faksi-faksi Palestina kepada Anadolu, dikutip Selasa (8/7/2025).
"Israel berusaha menghancurkan apa yang tersisa dari infrastruktur yang menopang kehidupan di Gaza utara, menghilangkan kesempatan bagi warga Palestina untuk kembali di masa depan."
Pada Mei, tentara Israel meluncurkan Operasi Kereta Gideon, yang mencakup evakuasi penuh warga Palestina dari zona tempur di Gaza utara.
Rencana tersebut menargetkan mengurung warga Palestina di tiga wilayah pesisir yang sempit: barat Kota Gaza, barat gubernuran pusat, dan barat Khan Younis di selatan Gaza.
Menurut reporter Anadolu, ketiga wilayah tersebut sebagian besar terisolasi satu sama lain, dan warga Palestina menghadapi pengeboman atau tembakan Israel ketika bergerak di antara mereka.
BACA JUGA: Personel Jauh Lebih Sedikit Dibandingkan Tentara Israel, Mengapa Pejuang Gaza Bisa Bertahan?
Menurut perkiraan Palestina, area-area di mana para pengungsi Palestina saat ini berdesakan tidak lebih dari 15 persen dari total luas Jalur Gaza.
Lembaga penyiaran publik Israel, KAN, mengatakan bahwa Operasi Kereta Gideon kemungkinan akan terus berlanjut selama beberapa bulan dan mencakup "evakuasi total penduduk Gaza dari semua zona tempur ke daerah-daerah di selatan Gaza."