Dokter Peringatkan Bahaya Mikroplastik ke Kulit

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan dokter spesialis kulit dan kelamin Indonesia (Perdoski) menyampaikan potensi bahaya mikroplastik yang terkandung dalam air hujan terhadap kesehatan kulit. Anggota Perdoski, dr Arini Astasari Widodo, SM, Sp.DVE, FINSDV, menjelaskan bahwa ancaman mikroplastik terhadap kulit jauh lebih kompleks daripada sekadar partikel asing biasa. 

“Mikroplastik bukan hanya partikel plastik murni, tapi juga membawa berbagai bahan kimia tambahan dari proses produksinya,” kata dia di Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Arini mengatakan di dalam partikel mikroplastik terdapat zat aditiftoksik seperti phthalates, bisphenol A (BPA), polyaromatic hydrocarbons (PAHs), diethylhexyl phthalate (DEHP), serta logam berat seperti kadmium, merkuri, dan timbal. Dari sisi kulit, bahan-bahan ini bersifat irritan dan sensitisasi kuat serta bisa menyebabkan dermatitis iritan kontak atau dermatitis alergi kontak, terutama pada individu dengan kulit sensitif atau riwayat eksim atopik.

Partikel-partikel kecil ini juga dapat membawa polutan udara lain seperti jelaga dan ozon, yang memperparah oksidatif stres pada kulit, memicu penuaan dini, kerusakan kolagen, dan penurunan fungsi sawar kulit (skin barrier dysfunction).

“Yang paling berbahaya sebenarnya bukan hanya partikel plastiknya, tetapi kombinasi antara partikel mikroplastik dan bahan kimia toksik yang melekat di permukaannya, karena keduanya bekerja sinergis merusak sel kulit dan mempercepat proses inflamasi,” kata dia.

Menurutnya, fenomena hujan mikroplastik memang sangat mengkhawatirkan, karena menunjukkan bahwa polusi plastik sudah masuk ke atmosfer dan dapat turun bersama hujan sehingga bersentuhan langsung dengan kulit setiap hari. Maka dari itu, sebagai bentuk upaya mencegah mikroplastik mengganggu kesehatan kulit, Arini menyarankan masyarakat untuk menjaga integritas sawar kulit. Hal ini dikarenakan kulit yang sehat merupakan pertahanan terbaik.

Gunakan sabun lembut tanpa SLS, rutin memakai pelembap dengan kandungan ceramide atau niacinamide, dan hindari sabun antiseptik keras yang dapat merusak lapisan pelindung alami kulit. Kedua, biasakan membersihkan kulit setelah terpapar hujan atau debu, karena mikroplastik dapat menempel pada keringat dan minyak kulit. Mencuci wajah dan tubuh dengan air bersih serta sabun ringan dapat membantu mengurangi akumulasi partikel tersebut.

Berikutnya, masyarakat bisa menggunakan pakaian pelindung dan sunscreen saat aktivitas luar ruangan. Sunscreen tidak hanya mencegah efek UV, tetapi juga berfungsi sebagai lapisan tambahan yang mengurangi kontak langsung partikel dengan kulit. Selain itu, di tingkat masyarakat luas, penting untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendukung kebijakan pengelolaan limbah plastik, karena akar masalah hujan mikroplastik berasal dari polusi plastik yang terus meningkat di lingkungan.

Read Entire Article
Politics | | | |