Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I
Guru Menulis | 2025-05-25 19:51:18

Oleh: Dr. Heru siswanto, M.Pd.I*
Pada hakikatnya, makna dari belajar itu bukanlah mampunya kita menerima informasi semata lalu kita bisa menghafalkannya secara sempurna.
Akan tetapi makna dari belajar adalah sebuah proses yang aktif dengan melibatkan pemahaman, keterlibatan dalam forum atau kelompok, dan melakukan perenungan. Dengan tujuan untuk mendapat pengetahun dan pengalaman secara utuh.
Oleh karena itu, ada suatu pendapat dari Paulo Freire yang menekankan bahwa pengetahuan sejati tidak diberikan begitu saja oleh guru kepada murid, melainkan dibentuk secara dialogis melalui percakapan, pertanyaan, dan pencarian makna bersama.
Sehingga dalam kaitannya ini, adanya forum atau kelompok diskusi menjadi sarana terpenting untuk memperluas jangkauan cara pandang dan untuk menantang asumsi-asumsi yang tentunya bermunculan.
Mengingat ketika seseorang berdialog dalam forum tersebut, ia tidak hanya menyampaikan pendapatnya saja, akan tetapi ia juga akan mendengarkan, termasuk menimbang, dan akan menyesuaikan pemahamannya untuk menemukan titik simpul.
Inilah yang menjadi sebab pendidikan tidak boleh bersifat satu arah saja. Namun, pembelajar harus diberi ruang baik untuk bertanya maupun berdiskusi terkait dengan apa saja yang ia pelajari untuk menemukan pemahaman secara utuh.
Sehingga nantinya ia akan bisa merefleksikannya dengan baik. Tahap refleksi ini adalah tahap untuk mengikat semuanya menjadi pemahaman yang utuh. Oleh karena sudah melalui proses pemikiran yang mendalam, maka dari sinilah pengetahuan akan menjadi milik pribadi masing-masing.
Dalam konteksnya ini, mengingatkan kembali kepada kita, bahwa belajar bukan lagi soal “apa yang kita ketahui, akan tetapi bagaimana pengetahuan itu mengubah cara pandang kita melihat dunia dan kita ikut bertindak di dalamnya.” Selaras dengan pemahaman ini, Freire pernah menyatakan “belajar yang sejati harus membebaskan, bukan sekadar memberitahu.”
Namun patut menjadi perenungan kita bersama, kalau kita sudah tahu tetap kita harus bisa menjaga nilai adab bukan malah sebaliknya, sombong, angkuh, merasa paling benar dan seterusnya. Sebab pengetahun kita ini terbatas, namun diharapkan tetap mau dan memiliki semangat terus belajar menjadi terpelajar.
Semoga Bermanfaat.....
*Ketua Program Studi & Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Sidoarjo; Pengasuh Balai Peduli Pendidikan Indonesia; Pengurus Lembaga Takmir Masjid PCNU Sidoarjo; Ketua Lembaga Dakwah MWCNU Krembung
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.