Lima Penyebab Green Islam Belum Populer

4 hours ago 1

Image Bg Ipaik Fadly Gapanwa

Pendidikan dan Literasi | 2025-05-01 13:17:53

Konsep Green Islam—yakni pemahaman Islam yang menekankan pentingnya menjaga lingkungan hidup—sebenarnya telah berakar dalam ajaran Islam. Nilai-nilai seperti khalifah (pemelihara bumi), mizan (keseimbangan), dan israf (larangan berlebihan) menunjukkan bahwa Islam mendukung keberlanjutan. Namun, hingga kini, Green Islam masih belum populer di kalangan umat Muslim, baik di tingkat lokal maupun global. Berikut lima penyebab utama mengapa konsep ini belum mendapat tempat yang semestinya:

1. Kurangnya Edukasi dan Literasi Ekoteologi

Banyak umat Islam belum mendapat pemahaman mendalam mengenai ajaran Islam yang berkaitan dengan lingkungan. Di sekolah, pesantren, maupun masjid, tema lingkungan jarang dibahas dalam kurikulum atau khutbah. Akibatnya, umat lebih familiar dengan aspek ritual ibadah dibanding dimensi ekologis dari ajaran Islam.

2. Minimnya Dukungan dari Tokoh Agama Arus Utama

Para pemuka agama memiliki peran penting dalam membentuk opini publik umat. Namun, hanya sedikit tokoh agama yang secara aktif mengangkat isu lingkungan dalam dakwah mereka. Ketika isu lingkungan dianggap sebagai ranah aktivis atau ilmuwan saja, pesannya tidak menjangkau basis umat yang luas.

3. Dominasi Narasi Ekonomi dan Politik

Isu-isu yang menyangkut ekonomi, politik identitas, dan konflik global sering kali mendominasi ruang diskusi umat Islam, baik di media sosial maupun ceramah keagamaan. Narasi ekoteologis kalah pamor karena dianggap kurang mendesak atau kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari umat.

4. Kurangnya Keteladanan Institusional

Banyak institusi Islam—seperti masjid, pesantren, dan organisasi keagamaan—belum menerapkan praktik ramah lingkungan dalam operasionalnya. Misalnya, penggunaan plastik sekali pakai saat acara keagamaan, pengelolaan limbah yang buruk, atau penggunaan energi tak terbarukan masih umum ditemukan. Ketika institusi belum memberi contoh, sulit mengharapkan perubahan perilaku dari masyarakat.

5. Rendahnya Kesadaran Ekologis di Kalangan Umat

Kesadaran umum tentang krisis iklim dan kerusakan lingkungan masih rendah di sebagian masyarakat Muslim. Padahal, untuk menginternalisasi Green Islam, umat perlu terlebih dulu menyadari bahwa persoalan lingkungan adalah masalah moral dan spiritual, bukan hanya teknis atau ilmiah.

Penutup

Green Islam bukanlah konsep asing atau baru dalam ajaran Islam, namun butuh upaya serius agar menjadi bagian dari kesadaran kolektif umat. Dibutuhkan pendidikan, keteladanan, dan keberanian dari para pemimpin agama serta institusi keislaman untuk menjadikan Green Islam bukan sekadar gagasan, melainkan gerakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Politics | | | |