REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dalam negeri mampu menguasai pasar kebutuhan barang haji dan umrah. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menilai kapasitas produksi dan daya saing IKM nasional cukup kuat untuk mengisi berbagai kebutuhan jemaah, sekaligus memperkuat peran industri domestik dalam ekosistem ibadah tersebut.
Kemenperin memacu penguatan kolaborasi lintas sektor agar IKM terhubung langsung dengan rantai pasok penyelenggaraan haji dan umrah. Langkah ini diarahkan untuk memperluas akses pasar IKM, mulai dari kerja sama dengan kementerian terkait, pelaku fesyen, perusahaan travel, hingga bank penerima setoran haji dan umrah.
“Kami meyakini pelaku IKM dalam negeri memiliki kapasitas dan daya saing untuk memenuhi kebutuhan barang haji dan umrah, mulai dari perlengkapan ibadah, makanan, dan minuman,” kata Agus Gumiwang di Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Ia menyampaikan sinergi lintas sektor menjadi pintu masuk agar produk IKM terserap secara berkelanjutan. Menperin melihat pasar haji dan umrah tidak hanya sebagai kegiatan keagamaan, tetapi juga sebagai ekosistem ekonomi yang dapat memperkuat industri nasional.
Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin mencatat Indonesia memiliki posisi strategis dalam penyelenggaraan haji dan umrah dunia. Jumlah jemaah yang besar menjadikan pasar ini relevan untuk mendorong pertumbuhan IKM secara lebih luas.
“Indonesia tercatat sebagai kontributor terbesar ibadah haji di dunia sekitar 10 persen, serta menjadi penyumbang jemaah umrah yang signifikan dengan antusiasme yang terus meningkat,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita.
Reni merinci Kemenperin membuka akses pasar bagi IKM pada berbagai lini kebutuhan, mencakup makanan dan minuman halal, obat-obatan dan kosmetik, perlengkapan ibadah, busana muslim dan modest fashion, koper dan tas perjalanan, hingga perlengkapan hotel. Upaya ini diarahkan agar produk dalam negeri hadir langsung dalam layanan yang diterima jemaah.
Penguatan kemitraan IKM dengan ritel, restoran, kafe, travel haji dan umrah, bank penerima setoran, serta agregator menjadi bagian dari mandat regulasi nasional. Kemitraan tersebut dirancang untuk membangun ekosistem industri yang solid, berdaya saing, dan berkelanjutan dalam satu rantai nilai.
“Kemenperin melibatkan lebih dari 45 pelaku IKM dari sektor pangan, batik, kain ihram, mukena, alas kaki, serta kosmetik dan kimia dalam Temu Bisnis Ekosistem Haji dan Umrah tahun ini,” ujar Reni.
Data kependudukan memperkuat potensi pasar tersebut. Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri mencatat populasi muslim Indonesia pada 2024 mencapai 244,4 juta jiwa. Besaran populasi ini menggambarkan kebutuhan ibadah sekaligus peluang ekonomi yang signifikan.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia memberangkatkan lebih dari 200 ribu jemaah haji dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu mencatat kuota terbesar sepanjang sejarah dengan total 241 ribu jemaah.
“Jumlah jemaah haji Indonesia pada 2024 berkontribusi 11,5 persen dari total 1,8 juta jemaah haji dunia, menjadi yang terbesar secara global,” kata Reni.

11 hours ago
6














































