Perkuat Kualitas dan Tata Kelola Layanan, BRI Life Bentuk Dewan Penasihat Medis

10 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perusahaan asuransi untuk membentuk Medical Advisory Board (MAB) atau Dewan Penasihat Medis (DPM). Hal ini sebagai bagian dari implementasi Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/SEOJK.05/2025 tentang Penyelenggaraan Produk Asuransi Kesehatan.

Mendukung ketetapan itu, BRI Life menggelar Kick Off Meeting Medical Advisory Board BRI Life beberapa waktu lalu. Acara tersebut menghadirkan 8 (delapan) tenaga profesional medis serta di hadiri oleh jajaran Direksi dan Komisaris BRI Life, bersama seluruh Kepala Divisi BRI Life.

MAB atau DPM dibentuk untuk membantu perusahaan asuransi dalam memberikan nasihat dan rekomendasi terkait layanan medis yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. MAB juga berperan penting dalam mendukung penguatan dan peningkatan kapabilitas digital BRI Life agar mampu melakukan analisis data layanan kesehatan secara lebih akurat. 

Direktur Utama BRI Life Aris Hartanto mengatakan keberadaan MAB memiliki peran strategis bagi perusahaan asuransi. MAB berfungsi sebagai penasihat dalam aspek medis, terutama terkait kepatuhan medis dalam proses evaluasi klaim, underwriting, deteksi potensi fraud, dan memberikan rekomendasi atas risiko kesehatan calon tertanggung, hingga pengembangan produk asuransi.

”Terdapat empat dasar pentingnya Medical Advisory Board bagi industri asuransi jiwa," kata Aris.

Mengapa MAB Penting?

Aris menjelaskan empat hal yang menjadi alasan pentingnya adanya MAP. Pertama adalah kompleksitas Industri Asuransi Kesehatan, yakni tingginya variasi kondisi medis pemegang polis dan risiko kesehatan membutuhkan pertimbangan profesional medis. Kedua, peran strategis MAB dalam manajemen risiko, dimana MAB dapat membantu perusahaan meminimalisasi risiko klaim tidak valid, fraud, serta memastikan fairness dalam penentuan manfaat.

Ketiga, terkait Regulasi & Kepatuhan, dimana adanya kewajiban dari regulator. Regulator mewajibkan perusahaan asuransi memiliki standar medis yang kuat, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Dan yang terakhir, dengan keberadaan Medical Advisory Board di BRI Life akan meningkatkan kepercayaan customer dan memperkuat kredibilitas perusahaan dalam memberikan layanan kesehatan yang transparan & akurat,” imbuhnya.

Kinerja BRI Life

Pembayaran klaim dan manfaat BRI Life di tahun 2024 sebesar Rp 6,0 triliun. Angka ini tumbuh 8.4% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 5,6 triliun.

Atas pembayaran klaim dan manfaat tersebut menunjukkan BRI Life terus berkomitmen dalam memenuhi kewajibannya kepada nasabah. Langkah ini menjadi bukti nyata keseriusan perusahaan dalam memberikan rasa aman dan kepastian bagi seluruh pemegang polis.

Berdasarkan kondisi tersebut, BRI Life melakukan langkah preventif bersama tim MAB dalam memberikan nasihat medis, mendukung pelaksanaan telaah utilisasi (utilization review), dan memberikan masukan terhadap kualitas layanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan nasabah BRI Life.

Penunjukan MAB BRI Life bukan sekadar memenuhi persyaratan, tetapi juga bagian dari strategi agar operasional bisnis tetap berkelanjutan di tengah tekanan inflasi medis dan risiko klaim tinggi. Dengan adanya rekomendasi medis independen dan pengawasan internal, perusahaan akan lebih adaptif dalam menghadapi regulasi baru, menjamin kredibilitas layanan, dan mengelola eksposur risiko secara efektif.

Dr. Nizar Yamanie, dr., Sp.S(K) merupakan salah satu dokter spesialis saraf yang tergabung dalam MAB BRI Life. Nizar menjelaskan bahwa MAB yang terdiri dari para dokter spesialis dan profesional medis, akan berperan memberikan arahan, rekomendasi, serta dukungan strategis kepada Manajemen BRI Life guna membantu proses pengambilan keputusan, memastikan kepatuhan terhadap praktik terbaik, serta menjaga standar kualitas layanan BRI Life.

"Artinya, Medical Advisory Board akan mendukung operasional perusahaan asuransi lebih profesional, khususnya aspek medis yang sering menjadi dasar penentuan manfaat, penilaian risiko, serta validasi klaim dan biaya," kata Nizar.

Read Entire Article
Politics | | | |