Pertumbuhan Ekonomi China Melambat, Imbas Perang Dagang dengan AS

3 hours ago 3

Pertumbuhan ekonomi China melambat ke laju terendah dalam setahun terakhir pada kuartal III 2025. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi China melambat ke laju terendah dalam setahun terakhir pada kuartal III 2025. Perlambatan tersebut dipicu oleh krisis properti dan ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) yang menekan permintaan global.

Mengutip Reuters, krisis properti dan konflik perang dagang membuat para pembuat kebijakan menghadapi tantangan berat untuk menyeimbangkan kembali pendorong Produk Domestik Bruto (PDB) menuju konsumsi yang lebih tinggi.

Pihak berwenang telah meluncurkan langkah-langkah stimulus moderat sepanjang tahun ini, didukung ekspor yang tangguh dan pasar saham yang kuat. Namun, ketegangan perdagangan AS–China yang kembali meningkat menimbulkan risiko baru. Meskipun masih ada ruang untuk dukungan tambahan, para analis berbeda pandangan mengenai apakah kebijakan stimulus tambahan akan dikeluarkan tahun ini.

Data pada Senin (20/10/2025) menunjukkan, PDB China tumbuh 4,8 persen pada periode Juli–September 2025 atau kuartal III 2025, melambat dari 5,2 persen pada kuartal II. Angka tersebut sesuai dengan ekspektasi jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan 4,8 persen. Pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5 persen.

“Pemahaman pasar adalah bahwa China akan gagal mencapai target, apa pun yang terjadi. Bahkan dengan stimulus, angkanya akan tetap di bawah 5 persen,” kata Direktur China di Eurasia Group, Dan Wang.

“Namun, berdasarkan angka untuk tiga kuartal pertama, target itu masih bisa tercapai. China menunjukkan kemampuannya menahan tekanan dari AS, bahkan di tengah ancaman tarif dan pembatasan ekspor yang besar. Beijing mengirim sinyal bahwa mereka tetap berkomitmen terhadap tujuan pembangunan nasionalnya,” lanjutnya.

Data Biro Statistik Nasional China (NBS) menunjukkan, PDB tumbuh 1,1 persen secara triwulanan pada kuartal ketiga, dibandingkan perkiraan kenaikan 0,8 persen dan revisi 1 persen pada kuartal sebelumnya.

Read Entire Article
Politics | | | |