Soal Restrukturisasi Whoosh, Danantara Minta Waktu Evaluasi

4 hours ago 1

Pemudik berjalan menuju gerbong kereta cepat WHOOSH di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Jumat (28/3/2025). H-3 Lebaran KCIC mencatat adanya peningkatan jumlah penumpang di seluruh stasiun Whoosh. Diprediksi jumlah penumpang hari ini mencapai 18 hingga 20 ribu. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan hari kemarin yang berkisar di 16 ribu penumpang per hari. Selain itu, KCIC memproyeksikan jumlah penumpang Whoosh selama angkutan Lebaran akan meningkat hingga 30%, mencapai hingga 24 ribu penumpang per hari. Dalam periode mudik kali ini KCIC telah menambah jumlah perjalanan Kereta sebanyak 62 jadwal dengan headway setiap 30 menit. Jumlahnya meningkat 20% dibandingkan angkutan lebaran 2024 dimana KCIC mengoperasikan sebanyak 52 perjalanan Whoosh per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani enggan berbicara banyak mengenai upaya penyelesaian utang proyek kereta cepat atau Whoosh. Rosan mengatakan pihaknya masih melakukan kajian mendalam, termasuk rencana restrukturisasi utang proyek tersebut.

"Ya nanti lagi dievaluasi kan mesti dievaluasi semua," singkat Rosan usai menghadiri acara HIPMI-Danantara Indonesia Business Forum 2025 bertajuk "Berdikari Bersama Danantara Menuju Indonesia Emas 2045" di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (20/10/2025).

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sendiri tengah menjadi polemik imbas dari bunga utang yang harus ditanggung PT KCIC setiap tahunnya yang mencapai Rp2 triliun.

Anggota Komisi XI DPR Anis Byarwati mendukung langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak penggunaan APBN untuk menanggung utang Whoosh tersebut. Anis menilai pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tak boleh dibebankan pada APBN.

"Tidak tepat jika APBN yang harus menanggung, kondisi itu justru memperberat kondisi keuangan negara yang sudah dalam keadaan terbatas," ujar Anis.

Anis mengatakan permasalahan proyek infrastruktur KCJB muncul sejak awal, seperti tidak masuknya proyek ini dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2030, bahkan Menhub saat itu tidak menyetujui proyek Whoosh dengan alasan bakalan tidak bisa dibayar.

Berdasar informasi yang beredar PT PSBI sebagai entitas anak usaha KAI sekaligus pemegang saham terbesar di PT KCIC, lanjut Anis, mencatatkan kerugian hingga Rp 4,195 triliun pada 2024. Kerugian terus berlanjut pada 2025 pada semester I-2025 juga merugi sebesar Rp 1,625 triliun.

"Kereta Cepat menurut data BPS, hanya ramai saat-saat liburan saja, padahal biaya investasi sangat tinggi, lalu harus menanggung operasional yang tidak kecil," lanjut Anis.

Anis mengungkapkan kondisi ini menjadi pelajaran berharga terutama untuk pemerintahan saat ini. Anis menyebut setiap pilihan kebijakan yang melibatkan kepentingan publik harus ditimbang secara mendalam manfaat dan madharatnya.

"Perusahaan BUMN yang awalnya sudah sehat ini terbebani membayar utang Rp2 triliun per tahun untuk proyek kereta cepat yang notabene merupakan penugasan presiden terdahulu, padahal para pembantunya sudah memperingatkan dahulu," kata Anis. 

Read Entire Article
Politics | | | |