REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan sodet atau spatula di dapur ternyata tidak sesederhana yang terlihat. Ahli Biomedik IPB University, Benedikta Diah Saraswati, mengingatkan bahan sodet yang salah justru bisa membahayakan kesehatan, terutama saat terkena panas tinggi.
Diah mengungkapkan, spatula berbahan plastik paling berbahaya karena berpotensi mengalami degradasi termal ketika terkena panas. Menurutnya, ikatan kimia di dalam polimer bisa terurai dan melepaskan senyawa berbahaya ke makanan.
Senyawa berbahaya yang mungkin muncul antara lain Bisphenol A (BPA), ftalat, formaldehida, atau amina aromatik. la menjelaskan, BPA dan ftalat termasuk endocrine disruptor, zat yang bisa mengganggu kerja hormon tubuh, terutama hormon estrogen.
"Paparan jangka panjang dapat memicu gangguan kesuburan, resistensi insulin, masalah perkembangan janin, hingga risiko kanker," kata Diah dalam keterangan tertulis, Ahad (9/10/2025).
Diah juga memperingatkan bahaya penggunaan sodet plastik yang mulai meleleh. Saat plastik meleleh, jelas dia, ikatan polimernya dapat terurai dan melepaskan monomer sisa seperti styrene, ethylene, dan propylene. Senyawa ini bersifat neurotoksik dan hepatotoksik, bahkan berpotensi karsinogenik.
Selain itu, gesekan dan panas dari sodet berbahan plastik dapat melepaskan partikel mikroplastik yang kemudian tertelan bersama makanan. "Partikel ini bisa menembus dinding usus, masuk ke aliran darah, dan mengendap di jaringan tubuh," kata dia.
Hal tersebut bisa menimbulkan stres oksidatif dan peradangan kronik. Kondisi ini, sebut Diah, dapat memicu kerusakan sel, gangguan imun, hingga penyakit metabolik. Menurut dia, spatula berbahan silikon food-grade lebih stabil dan aman dibanding plastik biasa. Silikon tersusun dari rantai silika yang stabil secara kimia, tahan panas hingga sekitar 250 derajat Celcius dan tidak mengandung BPA, ftalat, maupun PVC. Karena sifatnya inert, silikon juga tidak mudah bereaksi dengan minyak atau asam makanan.
Adapun jenis spatula yang paling direkomendasikan adalah platinum-cured silicone, yaitu silikon yang diproses menggunakan katalis platinum sehingga hasilnya lebih murni dan tahan panas. "Silikon yang murni tidak memicu stres oksidatif atau gangguan hormonal, sehingga aman digunakan dalam jangka panjang," ujar Diah.
Meski demikian, Diah mengingatkan agar berhati-hati terhadap produk silikon murah yang dicampur bahan plastik. la mengingatkan, jika silikon mudah berubah warna, terlalu murah, atau berbau kimia menyengat, kemungkinan besar mengandung campuran plastik.
Selain silikon, kayu dan bambu alami juga termasuk bahan aman karena memiliki sifat antimikroba alami. Adapun stainless steel cocok untuk memasak pada suhu tinggi, tetapi sebaiknya tidak digunakan pada wajan antilengket.
"Untuk dapur rumah tangga, kombinasi sodet silikon food-grade untuk wajan antilengket dan sodet kayu untuk masakan bersuhu sedang adalah pilihan paling aman dan ideal," kata dia.
Supaya aman, ia juga menyarankan memilih sodet yang bertanda BPA-free dan Phthalate-free. serta memastikan keterangan Platinum-cured silicone. Pengguna juga dapat melakukan uji sederhana dengan menekuk sodet silikon. Jika muncul warna putih atau retak, berarti ada campuran plastik.
"Silikon murni tidak berubah warna," kata dia. Dengan demikian, memilih alat masak yang aman bukan sekadar kenyamanan, tetapi juga bentuk investasi kesehatan keluarga dari risiko paparan bahan kimia berbahaya.

2 hours ago
4











































