REPUBLIKA.CO.ID,PADANG – Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) melalui Tim Psikososial BSMI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan kegiatan trauma healing dan pendampingan psikososial bagi para penyintas banjir bandang di Sumatera Barat. Kegiatan tersebut berlangsung pada 8–15 Desember 2025 dan menjangkau lebih dari 390 anak serta 180 orang dewasa di Kota Padang dan Kabupaten Agam
Koordinator Tim Psikososial BSMI DIY, Beriasta Khamzah, menjelaskan kegiatan ini difokuskan pada pemulihan kondisi emosional penyintas, khususnya anak-anak dan ibu-ibu yang terdampak langsung bencana.
“Anak-anak dan para ibu merupakan kelompok yang paling rentan secara psikologis pascabencana. Melalui penguatan emosi positif, berkisah, dan fun games, kami berupaya membantu mereka kembali merasa aman, didengar, dan berdaya,” ujar Beriasta.
Kegiatan trauma healing dilaksanakan di sejumlah lokasi, di antaranya Pondok Pesantren Harakatul Quran Padang, Kampung Tabing Kecamatan Nanggalo, Batu Busuk Pauh, serta beberapa jorong di Kecamatan Malalak dan Palembayan, Kabupaten Agam. Selain anak-anak, kegiatan juga menyasar ibu-ibu penyintas melalui sesi penguatan emosi dan pendampingan kelompok
BSMI DIY juga menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) bagi relawan lokal, guru, dan relawan BSMI Sumatera Barat di SD IT Buah Hati, Kota Padang. Pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas relawan dalam melakukan pendampingan psikososial secara berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan bahwa pemulihan psikososial tidak berhenti ketika tim kembali. Dengan membekali relawan lokal, upaya pendampingan bisa terus berjalan dan lebih berkelanjutan,” kata dia.
Dalam kegiatan ini, BSMI menyalurkan donasi buku bacaan anak, perlengkapan psikososial, serta bantuan gizi untuk anak dan ibu hamil. Seluruh rangkaian kegiatan terlaksana berkat dukungan DPN BSMI, cabang BSMI se-Indonesia, serta para donatur BSMI DIY.
BSMI menegaskan komitmennya untuk terus hadir dalam setiap fase kebencanaan, tidak hanya pada tahap tanggap darurat, tetapi juga pemulihan jangka menengah dan panjang, termasuk pemulihan kesehatan mental penyintas.
“Pemulihan luka batin sama pentingnya dengan pemulihan fisik. Kami percaya, dengan menjaga kesehatan mental penyintas, harapan dan semangat hidup dapat tumbuh kembali,”kata Beriasta Khamzah.

5 hours ago
8














































