DP3AP2KB Jateng Dorong Terduga Korban Laporkan Kasus Deepfake Vulgar Chiko ke Polisi

2 hours ago 2

Tangkapan layar saat Chiko Radityatama Agung Putra menyampaikan permohonan maaf terkait dugaan penyebaran foto serta video sensual hasil editan kecerdasan buatan atau Al dengan menggunakan wajah sejumlah siswi SMAN 11 Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah (Jateng), Emma Rachmawati, mendorong para korban yang wajahnya dipakai pada foto serta video deepfake vulgar diduga hasil editan alumnus SMAN 11 Semarang bernama Chiko Radityatama Agung Putra untuk berani melapor ke kepolisian. Menurutnya, dengan pelaporan, penyelidikan atas kasus tersebut bisa segera dilaksanakan kepolisian. 

"Kalau ini memang melanggar salah satu undang-undang dan kayaknya sifatnya lebih ke delik aduan, maka sebenarnya kami sangat membutuhkan korban untuk melapor," kata Emma, Selasa (21/10/2025). 

Emma sudah mengunjungi SMAN 11 Semarang pada Senin (20/10/2025). Dia pun sempat berdialog dengan perwakilan siswa yang geram dan menyerukan agar kasus penyebaran foto serta video deepfake vulgar yang diduga dilakukan Chiko diusut. 

"Saya minta kepada anak-anak untuk bisa menyerahkan bukti-bukti awal yang mereka punya, yang asli, yang dari Twitter (X), itu saya minta dikumpulkan kepada kami. Dan kami minta mereka membantu kami mendorong para korban untuk melapor dan menjaga kerahasiaan korban supaya para korban ini merasa aman," ucap Emma. 

Dia mengungkapkan, saat ini DP3AP2KB Jateng belum mendampingi satu pun terduga korban foto dan video deepfake vulgar yang diduga dilakukan Chiko. Kendati demikian, DP3AP2KB Jateng, dibantu pihak SMAN 11 Semarang, masih berusaha mencari dan mengumpulkan terduga korban beserta bukti-bukti. Emma telah menerima informasi para terduga korban adalah alumni SMAN 11 Semarang dan kini berstatus sebagai mahasiswa. 

"Pelan-pelan, mudah-mudahan, kalau memang buktinya kuat, kita bisa tarik untuk penyidikan yang lebih lanjut dan dilaporkan ke kepolisian," kata Emma. 

Dia kembali menekankan kesaksian terduga korban sangat penting jika kasus dugaan penyebaran foto dan video deepfake vulgar oleh Chiko hendak diperkarakan secara hukum. "Perasaan korban menjadi dukungan kuat dalam proses peradilan. Kalau misalnya korban merasa tidak dirugikan, itu kan melemahkan (proses) hukum. Tapi kalau misalnya korban mengatakan, 'Kami dirugikan', itu akan lebih kuat," ucapnya. 

Read Entire Article
Politics | | | |