
Oleh: Buya Anwar Abbas*)
Hari ini adalah Hari Ibu. Pada momen ini, setiap orang diingatkan akan pentingnya mengenang jasa ibu dan berbakti kepadanya. Sebab, dialah sosok yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, membesarkan, serta mendidik kita.
Bahkan, seorang ibu rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaannya bagi kepentingan anak-anaknya. Yang lebih dahsyat lagi, semuanya dia lakukan dengan penuh rasa kasih sayang. Harapannya adalah agar anak-anaknya bisa hidup senang, bahagia, serta tumbuh dan berkembang baik, bahkan kalau bisa menjadi orang hebat dan ternama.
Mungkin, itu pula sebabnya ketika Nabi Muhammad SAW ditanya oleh seorang sahabat tentang siapakah yang paling berhak untuk diperlakukan dengan baik, maka Rasulullah SAW menjawab "Ibumu."
Jawaban itu beliau ulang sampai tiga kali. Setelah itu, baru "Bapakmu" dan "Saudaramu."
Bahkan, untuk mengingatkan arti pentingnya menghormati ibu, Nabi SAW berkata bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu. Perumpamaan ini tentu bermaksud menjelaskan tentang kemuliaan dan tingginya kedudukan seorang ibu dalam kehidupan. Pesan ini juga mengingatkan kaum Muslimin tentang kewajiban sebagai anak untuk berbakti kepada orang tua, khususnya ibu.
Jika ada anak yang durhaka kepada ibunya dan atau kepada kedua orang tuanya, dia tentu akan dicela bukan hanya oleh keluarga, tetapi juga orang lain dan lingkungannya. Bahkan, anak yang seperti itu dalam Islam dipandang telah berbuat dosa besar. Sebab, dia telah melanggar perintah Allah SWT yang telah menyuruh manusia agar berbakti kepada kedua orang tua.
Di samping itu, pelaku durhaka pada orang tua itu tidak pandai bersyukur dan berterima kasih. Sebab, dia tega menyakiti hati orang yang telah berbuat baik dan berjasa besar pada hidupnya.
Jika dia tidak bersegera meminta maaf dan atau tidak mendapatkan maaf dari ibunya, menurut ajaran Islam, maka sang anak sudah bisa dipastikan akan mendapatkan murka Allah SWT. Di hari akhir nanti, dia tentu akan mendapatkan siksa, dimasukkan ke dalam api neraka.
Hal itu tentu saja tidak diinginkan. Maka, sebelum bencana dan malapetaka datang menimpa, mari kita meminta maaf dan bersyukur serta berbakti kepada ibu dan bapak kita.
Bukan hanya pada hari ini, tetapi juga pada hari-hari lainnya. Dengan begitu, hidup kita diharapkan akan mendapatkan pertolongan dan ridha Allah SWT. Semoga. Amin.
*) Dr H Anwar Abbas MM MAg atau yang akrab disapa Buya Anwar Abbas merupakan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Dosen tetap Prodi Perbankan Syariah FEB UIN Syarif Hidayatullah ini juga adalah Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat, dan Lingkungan Hidup.

3 hours ago
4













































