Harta yang tak Pernah Habis

4 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat menafsirkan Alquran surah an-Nahl ayat ke-97, Imam al-Qusyairi mengaitkannya dengan kelapangan hati atau qanaah. Ini adalah sikap yang rela hati dalam menerima segala pemberian dan ketentuan Allah SWT.

مَنۡ عَمِلَ صَالِحًـا مِّنۡ ذَكَرٍ اَوۡ اُنۡثٰى وَهُوَ مُؤۡمِنٌ فَلَـنُحۡيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً‌ ۚ وَلَـنَجۡزِيَـنَّهُمۡ اَجۡرَهُمۡ بِاَحۡسَنِ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ‏

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

"Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

Sebagian ahli tafsir, seperti Imam al-Qusyairi, memaknai hayaatan thayyibah sebagai sikap qanaah. Lawannya adalah keserahakan, yakni tidak pernah merasa puas dengan apa-apa yang telah diberikan Allah kepadanya.

Rasulullah SAW bersabda, “Qanaah adalah harta yang tidak pernah habis dan simpanan yang tidak pernah berkurang.” (HR Thabrani).

Qanaah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari rasa tidak puas dan perasaan kurang. Orang yang memiliki sifat qanaah berpendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang ada di dirinya adalah kehendak Allah SWT.

Sikap manusia mengeluhkan pekerjaannya, penampilannya, istrinya, rumahnya, bahkan negara tempat dia tinggal, dan masyarakat di sekitarnya. Dia memandang segala sesuatu dengan ketidakpuasan dan rasa penyesalan. Dia berespektasi apa yang berada di luar kendali dan jiwanya membayangkan kesempurnaan dalam segala hal.

Saad bin Abi Waqqas radhiyallahu 'anhu berkata, "Wahai anakku, jika kamu mencari harta, carilah dengan qanaah, karena itu adalah harta yang tidak dapat habis, dan waspadalah terhadap keserakahan, karena itu adalah kemiskinan yang tidak bertepi. Janganlah berputus asa, karena jika kamu tidak pernah berputus asa terhadap apa pun kecuali Allah akan memperkaya kamu darinya."

Hilangnya sifat qanaah dalam diri pribadi dan keluarga semakin membuat semrawut kehidupan rumah tangga kita. Saat kemewahan dan kekayaan dipertontonkan di dunia nyata dan dunia maya, membuat standar kebahagiaan adalah hal itu.

Percekcokan dalam rumah tangga bahkan berujung pertumpahan darah dan nyawa sering diakibatkan problem ekonomi.

Read Entire Article
Politics | | | |