IDF Jerat Aktivis Pro-Palestina Greta Thurnberg, Iran: Israel Coba Bungkam Dunia

3 hours ago 2

Aktivis Kemanusiaan Greta Thunberg, Thiago Avila dan Yasemin Akar tiba di Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, Ahad (6/9/2025). Kedatangan para aktivis dan relawan dari berbagai negara yang berangkat dari Spanyol disambut antusias oleh para delegasi dan warga Tunisia. Ketiga aktivis bersama ratusan relawan dari 44 negara tersebut akan melakukan pelayaran dari Tunisia menuju Gaza untuk membuka koridor kemanusiaan untuk masyarakat Palestina di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengecam keras perlakuan buruk rezim Israel terhadap seorang aktivis hak asasi manusia yang berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina, menggambarkan tindakan tersebut sebagai “kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat.”

Baghaei menulis dalam sebuah posting di akun X miliknya bahwa perilaku Israel mencerminkan upaya yang disengaja untuk menanamkan rasa takut dan menekan perbedaan pendapat di tengah genosida di Gaza, sebagaimana diberitakan Kantor Berita Irna pada Senin (20/10/2025).

Ia mengutip wawancara Greta Thunberg baru-baru ini dengan sebuah surat kabar Swedia, di mana aktivis muda itu menggambarkan dirinya diserang dengan kekerasan selama protes.

“Mereka menangkap saya, menarik saya ke tanah, dan melemparkan bendera Israel ke arah saya,” kata Thunberg.

Greta Thunberg adalah seorang aktivis lingkungan asal Swedia yang dikenal karena menginspirasi gerakan global untuk menuntut tindakan nyata dalam menghadapi krisis iklim.

Ia pertama kali menjadi perhatian dunia pada tahun 2018 ketika ia memulai protes "mogok sekolah untuk iklim" sendirian di luar parlemen Swedia, yang kemudian memicu gerakan massal yang dikenal sebagai Fridays for Future.

Dengan nada yang tajam, ia secara lantang menantang para pemimpin dunia untuk bertanggung jawab atas kegagalan mereka dalam melindungi lingkungan, dan pidatonya di berbagai forum internasional, termasuk di PBB dan Parlemen Eropa, membuatnya dinobatkan sebagai Person of the Year oleh majalah TIME pada tahun 2019.

Greta terus menggunakan platformnya untuk menyuarakan isu iklim, yang juga meluas ke isu-isu kemanusiaan lainnya seperti di Gaza.

Read Entire Article
Politics | | | |