Laporan Ahmad Syalaby Ichsan dari Aceh Tamiang
REPUBLIKA.CO.ID, ACEH TAMIANG — Ribuan kayu gelondongan masih memenuhi halaman Pondok Pesantren Darul Mukhlisin, Dusun Sejahtera, Desa Menanggini, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Jumat (19/12/2025). Kayu-kayu tersebut masih mengepung pesantren setelah dibawa arus banjir bandang yang menimpa Aceh Tamiang pada akhir November 2025 lalu.
Pantauan Republika, kayu-kayu besar sepanjang dua hingga tiga meter menumpuk di halaman pesantren hingga menutupi kali kecil. Sebagian besar kayu tampak sudah tidak utuh lagi. Beberapa kayu utuh yang bernomor merah sudah dilingkari garis polisi. Pintu masuk pesantren juga dipasang garis kuning. Meski demikian, banyak warga bisa memasuki pagar besi pesantren yang sudah bolong di bagian pinggir.
Kayu-kayu itu menyeberang hingga ke seberang jalan. Hanya saja, ukuran kayu yang mengumpul di luar pesantren terbilang lebih kecil ketimbang di dalam pagar. Menurut pengakuan warga, belum ada aparat yang membersihkan kayu-kayu tersebut.
Salah satu pengasuh pesantren, Mahmuri, mengungkapkan, kayu gelondongan tersebut belum datang pada hari pertama banjir. Dia menuturkan, pada 26 November, saat air mulai masuk ke dusun tersebut, para orangtua murid mulai menjemput wali santri dari pesantren.
Para guru pun mulai mengungsi ke kediaman pemilik yayasan pada keesokan harinya. “Kita baru melihat kayu gelondongan itu saat diberitahu warga kalau banyak kayu di pesantren. Itu tanggal 29 pagi, mungkin kayunya masuk tanggal 28 malam,”kata Mahmuri.
Mahmuri tidak tahu darimana muasal kayu tersebut hingga bisa sampai ke dusun itu. Meski demikian, dia bersyukur tidak ada korban saat kayu-kayu gelondongan itu dibawa arus. “Hikmahnya itu bangunan pesantren ini bisa menghalangi kayu gelondongan itu menimpa rumah-rumah warga. Kalau tidak, dusun ini bisa habis,”kata pria yang juga merupakan kepala SMAIT Darul Mukhlisin.
Kesaksian serupa diungkapkan Sumadi. Warga yang rumahnya berada persis di samping pesantren tersebut mengaku baru melihat kayu-kayu gelondongan itu pada Sabtu (29/11/2025). Sumadi yang merupakan seorang guru sekolah negeri di Aceh Tamiang mengungkapkan, dia sudah mengungsi dari rumah pada hari kedua banjir. “Disini sebenarnya rutin banjir tahunan. Tapi tak ada yang seperti ini,”kata dia.
Pada Sabtu, Sumadi pun hendak pulang untuk menengok rumahnya dengan perahu fiber lantaran jalan masuk ke dusun masih dipenuhi air dan lumpur sehingga tak memungkinkannya untuk masuk ke dusun dengan berjalan kaki atau berkendara mobil atau motor. “Hari Sabtu saya lihat sudah penuh kayu. Macam orang habis nebang hutan. Tahu-tahu banyak kayu,”kata dia.
Sama seperti Mahmuri, Sumadi juga tidak mengetahui dari mana kayu itu berasal. Hanya saja, dia meminta agar aparat pemerintah bisa segera membersihkan kayu-kayu tersebut dari dusunnya.
Kondisi Pondok Pesantren Darul Mukhlisin, Dusun Sejahtera, Desa Menanggini, Kabupaten Aceh Tamiang, Jumat (19/12/2025).

2 hours ago
6













































