Maybank Indonesia Catat Pertumbuhan Laba 265,1 Persen pada Kuartal I 2025

12 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatat pertumbuhan laba setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATAMI) hingga 265,1 persen menjadi Rp 376 miliar. Laba sebelum pajak (PBT) juga melonjak sebesar 290,9 persen menjadi Rp 506 miliar, ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga dan peningkatan pendapatan nonbunga.

“Pencapaian Laba Sebelum Pajak (PBT) pada triwulan pertama 2025 tersebut ditopang oleh pendapatan bunga dari penempatan pada portofolio surat berharga, saldo rata-rata pembiayaan yang lebih baik, serta pendapatan fee-based yang meningkat pada periode tersebut,” kata Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Lonjakan laba ini terjadi setelah pencadangan yang signifikan dilakukan pada periode yang sama tahun lalu. Adapun laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) meningkat 19,4 persen menjadi Rp 727 miliar.

Steffano mengatakan bahwa capaian ini merupakan buah dari strategi pertumbuhan berkelanjutan dan fokus pada pembiayaan strategis. Selain itu, pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) berhasil ditekan hingga 72,9 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.

Pendapatan bunga bersih (NII) tumbuh 1,4 persen, meskipun net interest margin (NIM) terkoreksi 20 bps secara tahunan menjadi 4,3 persen. Pendapatan nonbunga atau fee-based income melonjak 54,3 persen menjadi Rp 571 miliar, yang disumbang oleh pendapatan dari Global Market sebesar Rp 107 miliar (naik 309,5 persen) dan layanan lainnya seperti wealth management dan asset recovery.

Dari sisi pembiayaan, segmen Community Financial Services (CFS) mencatat pertumbuhan 10,4 persen menjadi Rp 83,78 triliun.

Khusus pembiayaan nonritel tumbuh 16,7 persen, didorong peningkatan signifikan pada segmen komersial (25,4 persen) dan SME+ (14,2 persen). Sementara itu, pembiayaan ritel meningkat 5,9 persen menjadi Rp46,54 triliun.

Di segmen Global Banking, pembiayaan kepada korporasi lokal besar (Large Local Corporates) tumbuh 31,4 persen. Namun, secara total pembiayaan Global Banking turun 17,2 persen karena strategi rebalancing portofolio yang ditempuh bank.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |