Mahasiswa UNIDA Gontor melaksanakan kuliah kerja di Filipina.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di sebuah sudut Pattani, Thailand Selatan, suara anak-anak melafalkan ayat-ayat Alquran terdengar pelan namun mantap. Bukan dari ruang kelas besar, melainkan dari sebuah sekolah sederhana yang pagi itu dipenuhi wajah-wajah muda penuh harap. Di sanalah, sekelompok mahasiswa dari Indonesia sedang belajar satu hal yang tak tertulis di modul kuliah: bagaimana makna pengabdian menjelma menjadi denyut kehidupan.
Pengabdian itu datang melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional yang kembali digelar oleh Universitas Darussalam Gontor. Selama dua pekan, sejak 13 hingga 26 November 2025, mahasiswa UNIDA Gontor hadir di Wat Natham Islam School, Pattani, sebagai bagian dari ikhtiar menerjemahkan Tri Dharma Perguruan Tinggi ke dalam aksi nyata lintas batas negara.
Pattani bukan sekadar lokasi pengabdian. Ia adalah ruang perjumpaan sejarah, identitas, dan harapan umat Islam minoritas di Thailand. Di sekolah ini, mahasiswa UNIDA Gontor tidak datang sebagai pengajar yang serba tahu, melainkan sebagai sahabat belajar yang ingin tumbuh bersama para siswa.
Hari-hari mereka dimulai dengan pendampingan tahsin qirā’atil Qur’an. Dengan sabar, satu demi satu huruf diluruskan, panjang-pendek diperhatikan, dan makhraj dibenahi. Perlahan, rasa ragu di wajah para siswa berubah menjadi keyakinan. Bacaan yang semula tersendat mulai mengalir, seiring tumbuhnya kepercayaan diri mereka.
Di luar Alquran, perhatian mahasiswa juga tertuju pada pembinaan soft skill. Melalui permainan, diskusi kelompok, dan aktivitas kolaboratif, siswa diajak mengenal disiplin, kerja sama, dan keberanian mengekspresikan diri. Nilai-nilai itu disemai bukan lewat ceramah panjang, melainkan melalui pengalaman yang membekas.
Bahasa Arab pun diajarkan dengan cara yang berbeda. Muhādatsah dan mufradāt tidak lagi sekadar hafalan, tetapi praktik hidup sehari-hari. Siswa diajak berbincang, tertawa, dan berlatih kosakata dalam konteks yang dekat dengan dunia mereka. Bahasa pun menjadi jembatan, bukan beban.

2 hours ago
5














































