Pemerintah Tingkatkan Pelatihan Vokasi bagi Pekerja Migran Indonesia

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menegaskan komitmennya untuk meningkatkan keterampilan pekerja migran Indonesia melalui pendidikan vokasional. Komitmen ini disampaikan setelah pertemuan dengan Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) di kantor KP2MI pada Rabu (17/9).

"Bonus demografi akan menjadi kekuatan jika kita dapat menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Oleh karena itu, kami mengintensifkan program vokasional," kata Mukhtarudin dalam pernyataannya.

Selain memperkuat program vokasional, KP2MI juga memanfaatkan pusat pelatihan kerja dan menjajaki peluang pasar global untuk memastikan pekerja migran Indonesia siap, kompetitif, dan sesuai dengan permintaan pasar.

Mukhtarudin mencatat bahwa Indonesia saat ini mengalami bonus demografi, yang dapat memperkuat ekonomi nasional jika tenaga kerja produktif. Ia menekankan bahwa peningkatan keterampilan pekerja migran sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memprioritaskan perlindungan dan pengembangan kapasitas mereka.

"Arahan Presiden jelas: Kementerian P2MI harus fokus pada perlindungan dan pengembangan kapasitas pekerja migran Indonesia," tegasnya. Mukhtarudin juga menyoroti pengembangan ekosistem Desa Migran Emas untuk memastikan migrasi yang aman dari tingkat desa hingga kembali dan reintegrasi sebagai pengusaha.

"Fokus kami adalah menghasilkan pekerja migran dengan pengetahuan, keterampilan, dan pola pikir produktif," ujarnya.

Kolaborasi untuk Migrasi Aman

Mukhtarudin menambahkan bahwa KP2MI siap berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk PB PMII, untuk mempromosikan praktik migrasi aman. "Kami siap bekerja sama dengan PMII di tingkat pusat dan daerah. Peran organisasi besar seperti PMII sangat penting dalam memperkuat literasi, penjangkauan, dan perlindungan pra-keberangkatan untuk mencegah pekerja migran menjadi korban perdagangan manusia atau migrasi tidak teratur," ujarnya.

Sementara itu, M. Razik Ilham, Kepala Divisi Ketenagakerjaan PMII, menyambut baik inisiatif ini, mencatat bahwa banyak orang Indonesia, terutama Generasi Z, masih kurang sadar tentang praktik migrasi aman.

"Kasus perdagangan manusia semakin banyak melibatkan anak muda, terutama Gen Z. Langkah ini penting untuk memperkuat literasi dan pendidikan, dari kampus hingga desa dengan kantong pekerja migran," katanya.

Ilham menekankan bahwa mempromosikan migrasi yang aman dan prosedural adalah kunci untuk mencegah calon pekerja dari penipuan atau eksploitasi. Ia menegaskan bahwa PB PMII siap bersinergi dengan KP2MI dalam program literasi, pelatihan, kampanye migrasi aman, dan advokasi perlindungan pekerja migran.

"Dengan keterlibatan generasi muda, kami yakin penjangkauan dapat lebih efektif, mengurangi risiko perdagangan manusia dan penempatan ilegal," tambahnya.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara

Read Entire Article
Politics | | | |