Oleh : Heka Hertanto, Ketua Umum Artha Graha Peduli
REPUBLIKA.CO.ID, OSAKA -- Tanggal 13 April 2025 menjadi hari yang bersejarah bagi Kota Osaka, Kansai, Jepang karena pada hari tersebut World Expo Osaka 2025 resmi dimulai. World Expo adalah sebuah pameran tingkat dunia yang diadakan setiap 5 tahun sekali serta diikuti oleh 158 negara dan tujuh organisasi internasional, dengan paviliun yang menampilkan berbagai pameran yang imersif, aktivitas interaktif, dan ide-ide inovatif terkait dengan isu keberlanjutan, teknologi, atau pertukaran budaya yang berdampak pada peningkatan usaha untuk mengatasi tantangan mendasar yang dihadapi umat manusia di dunia.
Kota Osaka di Kansai Jepang mendapatkan kehormatan yang kedua kali untuk menyelenggarakan pameran Expo ini tahun 2025. Indonesia pertama kali berpartisipasi dalam ajang Expo pada World Expo 1970 di Osaka. Sejak saat itu, Indonesia secara rutin turut serta dalam World Expo maupun Specialised Expo. Untuk memperkuat keterlibatannya dalam penyelenggaraan Expo, Indonesia menjadi anggota BIE (Bureau International des Expositions) pada tahun 1997. Paviliun Indonesia telah meraih dua penghargaan Perunggu, masing-masing untuk kategori konten pada World Expo 2005 di Aichi dan untuk kategori desain pada World Expo 2010 di Shanghai.
Indonesia pun tidak ingin ketinggalan event internasional ini dengan mendirikan paviliun yang telah dirancang sejak 2022, dengan desain yang mencerminkan peran abadi Indonesia sebagai persimpangan pertukaran global, rumah bagi peradaban kuno, jaringan perdagangan yang dinamis, dan kekayaan budaya, berdiri sebagai salah satu tujuan paling menarik di dunia untuk investasi, kolaborasi, dan inovasi.
Model Paviliun Indonesia terinspirasi oleh warisan maritim Indonesia yang mendalam, mahakarya arsitektur Paviliun Indonesia menyerupai kapal megah, melambangkan sejarah kepulauan sebagai negara pelaut dan perjalanannya menuju masa depan yang berkelanjutan. Di dalamnya, setiap pengunjung akan mendapatkan wawasan dan pengalaman tentang Indonesia yang saat ini yang akan menyongsong 100 tahun kemerdekaan di tahun 2045 melalui pertunjukan multimedia yang menarik dan informatif serta dekorasi menarik tentang budaya Indonesia, sesuai dengan tema World Expo yang mengedepankan teknologi maju.
Selain itu, Paviliun Indonesia juga menampilkan berbagai pertunjukan budaya, seperti pencak silat dan musik tradisional, serta kuliner khas Indonesia. National Day atau acara hari kemerdekaan Indonesia menjadi acara spesial untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia secara lebih mendalam kepada pengunjung. Acara ini dilengkapi dengan parade budaya dan pertunjukan musik oleh artis-artis terkenal Indonesia
Indonesia telah ikut serta di dalam World Expo 1893 di Chicago, Amerika Serikat, saat masa penjajahan Belanda. Pada saat itu Indonesia memperkenalkan Kopi Jawa (Java Coffee) untuk pertama kalinya kepada dunia. Kemudian Indonesia bergabung dengan BIE (Bureau International des Expositions) pada tahun 1997. Tujuan dari Indonesia untuk bergabung di BIE adalah agar Indonesia memiliki platform untuk memamerkan budaya, inovasi, dan potensi ekonomi Indonesia kepada dunia, meningkatkan investasi asing, pariwisata, dan perdagangan serta kesempatan untuk belajar dan berkontribusi dalam penyelenggaraan pameran internasional. Prestasi yang diperoleh Paviliun Indonesia saat World Expo adalah dengan dianugerahi dua Penghargaan Perunggu; satu untuk konten di World Expo 2005 di Kota Aichi, Jepang dan satu lagi untuk desain di World Expo 2010 Shanghai, China.
World Expo sebagai magnet ekonomi dunia
Selama 175 tahun, sejak pertama kali diadakannya World Expo telah memberikan kesempatan bagi banyak negara untuk melakukan kontribusi, menginspirasi, dan memamerkan praktik-praktik terbaik serta menawarkan solusi untuk berbagai tantangan dan masalah global. Pameran Dunia pertama, yang juga dikenal sebagai Pameran Besar, berlangsung di London pada tahun 1851.
Sejak berdirinya BIE pada tahun 1928, World Expo telah diselenggarakan secara rutin setiap lima tahun sekali di berbagai negara. World Expo telah mendokumentasikan sejarahnya dengan menampilkan inovasi-inovasi luar biasa yang terus memberikan dampak bagi umat manusia hingga saat ini. Banyak negara telah merasakan beberapa manfaat sebagai penyelenggara World Expo ini dengan menarik investasi asing, meningkatkan pariwisata, dan mempromosikan perdagangan melalui partisipasi di dalam World Expo. Melihat besarnya manfaat dari penyelenggaraan world expo ini maka banyak negara yang memiliki impian untuk bisa menjadi penyelenggara acara tersebut, contoh nya negara Tiongkok.
Museum Rekor Indonesia dan Guinnes World Record mendapuk tumpeng raksasa disuguhkan Paviliun Indonesia sebagai yang tertinggi di dunia. Tumpeng tersebut memiliki tinggi 2,28 meter dan berat 1400 kilogram.
Sejak pertama kali ikut di acara Philadelphia Centennial Exposition di tahun 1871, banyak cendekiawan dan pejabat pemerintah yang membayangkan bahwa suatu hari nanti Tiongkok akan bergabung dengan komunitas dunia untuk menjadi tuan rumah pameran global internasional dan hal tersebut baru terwujud sekitar 100 tahun kemudian saat pemerintah Tiongkok secara resmi memutuskan bahwa Shanghai akan mengajukan penawaran untuk World Expo 2010 tanggal 18 November 1999, dan baru pada tanggal 3 Desember 2002 Kota Shanghai memenangkan penawaran penyelenggaraan World Expo pada Sidang Umum ke-132 BIE.
Telah banyak pemimpin Tiongkok yang berkeinginan untuk menyelenggarakan World Expo di Tiongkok salah satu nya ada Deng Xiaoping. Deng Xiaoping memiliki visi untuk membuka Tiongkok ke dunia melalui kebijakan "Reformasi dan Keterbukaan" (Gaige Kaifang). Kebijakan ini sangat mempengaruhi keputusan untuk mengajukan diri menjadi anggota BIE dan menjadikan Shanghai sebagai kota penyelenggara pameran internasional seperti itu.
Deng percaya bahwa keterlibatan dengan dunia internasional, termasuk melalui acara seperti World Expo, akan membantu mempercepat modernisasi ekonomi dan teknologi. Partisipasi dalam acara-acara internasional ini sejalan dengan kebijakan "pintu terbuka" yang bertujuan untuk memperkuat integrasi Tiongkok ke dalam sistem ekonomi global dan meningkatkan pengaruhnya di kancah internasional. Penyelenggaraan World Expo Shanghai 2010 tidak hanya memberikan manfaat ekonomi dan infrastruktur bagi Tiongkok, tetapi juga meningkatkan citra dan pengaruh internasional negara ini. Acara ini menunjukkan kemampuan Tiongkok dalam mengelola acara besar dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di kancah ekonomi dan politik global.
Mengejar Impian Indonesia untuk menyelenggarakan World Expo
Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya dan potensi ekonomi yang besar, juga harus memiliki keinginan untuk menjadi penyelenggara World Expo. Menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Expo tentunya akan memberikan berbagai manfaat strategis bagi Indonesia. Pertama, acara ini akan menjadi sarana untuk dapat lebih memperkenalkan kebudayaan dan pariwisata Indonesia secara lebih luas, meningkatkan kesadaran global tentang kekayaan budaya dan potensi wisata negara ini. Kedua, penyelenggaraan World Expo dapat mengundang investasi langsung asing, terutama dalam sektor teknologi hijau dan industri berkelanjutan, yang sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Untuk menjadi tuan rumah World Expo, Indonesia perlu mempersiapkan diri dengan baik, baik dalam hal peningkatan infrastruktur, mempersiapkan kompetensi sumber daya manusia dan melakukan perencanaan strategis terkait dengan persiapan penyelenggaraan. Persiapan ini perlu dilakukan agar dapat memaksimalkan dampak ekonomi dan sosial yang maksimal terhadap Indonesia.
Selain itu Indonesia juga perlu memperkuat kerja sama internasional dan memperluas jaringan diplomatik untuk mendapatkan dukungan internasional terutama dari negara-negara anggota BIE dalam proses pencalonan dan pemilihan di sidang BIE. Dengan menjadi negara penyelenggara World Expo, Indonesia dapat meningkatkan daya saing global dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan terutama saat menyongsong 100 tahun kemerdekaan Indonesia.