Putin Janji tak Serang Eropa, Tapi Ada Syaratnya 

2 hours ago 4

Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping berfoto bersama di depan Gerbang Tiananmen di Beijing, China, Rabu, 3 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,  KREMLIN – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak akan ada lagi perang setelah Ukraina, jika Rusia diperlakukan dengan hormat. Ia juga menepis klaim bahwa Moskow berencana menyerang negara-negara Eropa sebagai “omong kosong”. 

Dalam acara televisi yang berlangsung hampir empat setengah jam akhir pekan lalu, ia ditanya oleh wartawan apakah akan ada "operasi militer khusus" baru - istilah Putin untuk invasi besar-besaran ke Ukraina. 

“Tidak akan ada operasi apapun jika Anda memperlakukan kami dengan hormat, jika Anda menghormati kepentingan kami seperti kami selalu berusaha menghormati kepentingan Anda,” tegasnya dilansir BBC. 

Putin juga menambahkan syarat bahwa tidak akan ada invasi Rusia lebih lanjut "jika Anda tidak menipu kami seperti Anda menipu kami dengan ekspansi NATO ke arah timur".

Awal bulan ini, Putin mengatakan Rusia tidak berencana berperang dengan Eropa, namun siap “sekarang juga” jika Eropa menginginkannya. 

Putin telah lama menuduh NATO mengingkari janji Barat pada tahun 1990 kepada pemimpin Soviet saat itu, Mikhail Gorbachev, sebelum jatuhnya Uni Soviet. Gorbachev kemudian membantah pernyataan tersebut.

Putin kembali menyatakan “siap dan bersedia” untuk mengakhiri perang di Ukraina “secara damai” namun hanya memberikan sedikit tanda kompromi. Dia mengulangi desakannya pada prinsip-prinsip yang telah dia uraikan dalam pidatonya pada bulan Juni 2024, ketika dia menuntut agar pasukan Ukraina meninggalkan empat wilayah yang sebagian diduduki Rusia dan Kyiv menghentikan upayanya untuk bergabung dengan NATO. 

Tuntutan utama Rusia adalah kendali penuh atas Donbas timur Ukraina, termasuk sekitar 23 persen wilayah Donetsk yang belum dapat diduduki Rusia.

 "Kami siap bekerja sama dengan Anda - dengan Inggris, Eropa pada umumnya, dan Amerika Serikat, namun secara setara dan saling menghormati satu sama lain. “Kami siap menghentikan permusuhan ini segera, asalkan keamanan jangka menengah dan panjang Rusia terjamin, dan kami siap bekerja sama dengan Anda.” 

Dia menuduh Barat menciptakan musuh dari Rusia. Menanggapi keputusannya untuk melancarkan invasi besar-besaran pada Februari 2022, ia berkata: "Anda mengobarkan perang melawan kami dengan tangan neo-Nazi Ukraina," sebelum mengulangi kecaman rutinnya terhadap para pemimpin Ukraina yang terpilih secara demokratis. 

Read Entire Article
Politics | | | |