Refleksi Hari Ibu: Angka Kematian Ibu Masih Tinggi, Saatnya Perempuan Berani Deteksi Dini Kehamilan

2 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk memperingati Hari Ibu Indonesia, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mencanangkan inisiatif yang dinamakan gerakan SPRIN (Selamatkan Perempuan Indonesia). Salah satu fokus utama dari gerakan nasional ini adalah mendorong kesadaran para calon ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan sejak dini.

Hal ini dinilai sangat krusial karena kesehatan seorang perempuan adalah fondasi utama bagi kesejahteraan bangsa, mengingat peran mereka sebagai sumber kehidupan, penjaga keluarga, dan penggerak ekonomi. Pakar fetomaternal sekaligus ketua Pokja Penurunan Angka Kematian Ibu dan Stunting (Pakias) POGI, Prof Dr dr Maisuri Tadjuddin Chalid, SpOG, SubSp KFM, menjelaskan pentingnya langkah ini.

“Pemantauan kehamilan sejak dini tidak boleh bersifat opsional, tetapi harus menjadi standar yang melindungi setiap ibu dan bayi di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Senin (22/12/2025).

Dia mengatakan banyak komplikasi selama kehamilan berkembang tanpa gejala yang jelas. "Ketika kondisi ini tidak terdeteksi di awal, hal itu dapat menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan ibu dan bayi," ujarnya.

Tantangan angka kematian ibu di Indonesia

Berdasarkan Data Sensus Penduduk 2020, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dengan angka kematian ibu mencapai 189 per 100 ribu kelahiran hidup, serta kematian bayi sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup. Walaupun angka ini menunjukkan perbaikan dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah tersebut tetap termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara dan masih jauh dari target nasional yang ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Prof Maisuri mengingatkan sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah karena sering kali disebabkan oleh kondisi yang tidak terdeteksi di awal kehamilan. Tantangan terbesarnya adalah adanya keterlambatan dalam mengenali tanda-tanda dini.

Seorang ibu hamil mungkin merasa tubuhnya sepenuhnya sehat, padahal kondisi medis tertentu tidak selalu menunjukkan gejala. “Seorang ibu mungkin merasa sehat sementara kadar hemoglobin darah, tekanan darah atau gula darahnya sudah tidak normal. Beberapa kondisi seperti anemia, preeklampsia, diabetes gestasional, gangguan tiroid, jarang menyebabkan ketidaknyamanan pada awalnya," kata dia.

Menurut Prof Maisuri, kondisi ini menciptakan sebuah rasa aman yang semu yang sangat berbahaya bagi keselamatan nyawa. “Rasa aman yang semu ini berbahaya, karena pada saat gejala muncul, jendela untuk intervensi yang efektif sudah menyempit,” kata dia. Untuk itu, pemeriksaan kehamilan disarankan dimulai sejak trimester pertama dan dipantau secara rutin untuk menghindari komplikasi yang muncul tiba-tiba dari kondisi yang sebelumnya tampak normal.

Langkah nyata bagi ibu hamil

Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Prof Maisuri menguraikan tiga tindakan penting yang wajib dilakukan oleh setiap ibu hamil. Pertama, kenali faktor risiko sejak dini. Faktor seperti usia di atas 35 tahun, usia terlalu muda (di bawah 20 tahun), riwayat penyakit kronis, riwayat preeklampsia, atau diabetes dalam keluarga sangat penting untuk diskrining sejak awal.

Read Entire Article
Politics | | | |