Survei SPK: Beban Kerja Berat, Tugas Menumpuk Buat Dosen Stres Tingkat Tinggi

3 hours ago 4

Dosen stres (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serikat Pekerja Kampus (SPK) mengungkapkan beban kerja berat, waktu singkat serta tugas yang menumpuk membuat dosen di perguruan tinggi mengalami stres tinggi. Ketiga hal tersebut menjadi sumber tekanan utama yang dilaporkan melalui survei SPK.

"Secara umum pekerja kampus mengalami tingkat stres pekerjaan yang cukup tinggi dengan skor rata-rata mencapai 3,39 dari skala 5," ucap Ketua Umum SPK Dhia Al Uyun melalui keterangan resmi yang diterima, Selasa (28/10/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Ia menuturkan beban kerja yang berat, waktu singkat dan tugas yang menumpuk menjadi sumber tekanan utama. Di sisi lain, Dhia menjelaskan kondisi kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis pekerja kampus berada pada tingkat mengkhawatirkan.

Ia melanjutkan sebanyak 62,2 persen responden yang disurvei merasa imbalan yang diterima melebihi upaya yang dikeluarkan. Terdapat minoritas signifikan sebanyak 35,4 persen yang merasakan sebaliknya menempatkan mereka pada risiko stres tinggi.

"Pekerja di perguruan tinggi negeri secara signifikan melaporkan tingkat upaya dan komitmen berlebih yang lebih tinggi dibandingkan di perguruan tinggi swasta," ungkap dia.

Hal serupa ditemukan pada ASN yang merasa mengeluarkan upaya lebih besar dibandingkan ASN. Tidak hanya itu, tingkat kelelahan mental burn out di kalangan pekerja kampus secara signifikan berada di atas ambang batas wajar.

"Burnout secara signifikan dialami lebih tinggi oleh pekerja PTN dibandingkan swasta," ungkap dia.

Ia mengatakan burnout tertinggi ditemukan pada kelompok pekerja dengan masa kerja tiga tahun hingga enam tahun. Dibandingkan senior dengan masa kerja 24 tahun ke atas.

Selain itu, sebanyak 79,6 persen responden melaporkan perguruan tinggi mereka tidak menyediakan fasilitas sama sekali kesehatan mental. 40,2 persen tidak mengetahui keberadaannya dan 32.1 persen menyediakan tapi tidak memadai.

"Hanya 10,5 persen responden yang menyediakan fasilitas," kata dia.

Ia menyebut ketiadaan fasilitas menyebabkan dampak kepada burnout. Survei yang dilakukan secara daring sejak tanggal 24 Maret hingga 17 Agustus. Target survei pekerja kampus di seluruh perguruan tinggi di Indonesia dengan metode sampling voluntary sampling. Sampel akhir yang valid 421 responden.

Read Entire Article
Politics | | | |