Heboh Komunitas Fantasi Sedarah, Psikolog Ungkap Pemicu Perilaku Inses

1 day ago 9

Logo Facebook (ilustrasi). Beberapa waktu lalu ramai grup Facebook Fantasi Sedarah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 

Belakangan ini publik dikejutkan dengan adanya komunitas inses di aplikasi Facebook bernama Fantasi Sedarah. Diketahui lebih dari 30 ribu orang bergabung dalam komunitas Facebook tersebut.

Menanggapi hal ini, psikolog dari Universitas Airlangga dr Dewi Retno Suminar menyatakan bahwa perilaku seksual menyimpang seperti inses tak selalu berakar dari trauma, namun juga dapat dipicu oleh relasi dalam keluarga yang terlalu bebas dan kurangnya pemahaman nilai agama dan sosial. "Tidak selalu orang melakukan inses karena trauma, walau memang ada beberapa mengalami trauma relasi sebelumnya. Inses terjadi karena relasi yang selama ini ada di keluarga terjadi secara bebas dan biasanya setting rumah merangsang untuk melakukan hubungan intim. Atau tidak tersentuh nilai agama sejak kecil," kata Dewi dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (26/5/2025). 

Selain itu, menurut Dewi, individu dengan rasa ingin tahu yang tinggi juga mungkin tertarik dengan komunitas semacam ini. Ditambah jika mereka memiliki sifat sulit menolak ajakan orang lain akan berpotensi menjadi korban hubungan inses. Sebab, ada relasi kuasa yang mendorong seseorang sulit menolak, sehingga terjadi hubungan inses yang tidak diinginkan.

Sebagai tindakan preventif, ia menekankan pentingnya edukasi dan pendampingan agar masyarakat memahami risiko kesehatan dan reproduksi akibat hubungan inses. Menurutnya, edukasi ini sudah seharusnya diberikan kepada anak sedari dini seperti dengan memisahkan kamar tidur bagi anak yang telah baligh untuk menanamkan batasan etika dan norma. 

"Ketika anak memasuki masa baligh, memang harus dipisah kamar tidurnya untuk laki-laki dan perempuan. Kemudian nilai moral tentang relasi laki-laki dan perempuan harus sudah diajarkan sejak sebelum pubertas. Batasan tentang sentuhan harus mulai diajarkan sejak dini," ungkap Dewi.

Dewi juga mengungkapkan langkah preventif untuk menghindari kecenderungan pada hubungan yang menyimpang. Misalnya dengan mencari komunitas yang memberikan manfaat rohani maupun ragawi, baik itu komunitas rohani, game, hingga komunitas olahraga.

"Banyak aktivitas yang bersifat fisik yang harus dilakukan. Hal ini agar membuat badan dan pikiran segar karena oksigen yang mengalir dengan baik, sehingga tawaran komunitas yang menyimpang tidak lagi menarik,” kata dia.

Read Entire Article
Politics | | | |