Airlangga Dorong Ekonomi Syariah, BSI Permudah Investasi Emas Digital

2 weeks ago 10

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan potensi besar ekonomi syariah sebagai motor pertumbuhan baru perekonomian Indonesia. Dalam satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah menargetkan penguatan sektor keuangan syariah sebagai bagian dari strategi mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Ekonomi syariah memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kami akan terus memperkuat sektor ini,” ujar Airlangga dalam Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Airlangga menilai, penguatan ekonomi syariah tidak hanya memperluas akses keuangan, tetapi juga memperkuat daya tahan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. Dalam forum ISEF, ia juga menyoroti pentingnya sektor investasi syariah yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyatakan komitmennya mendukung pertumbuhan ekonomi syariah melalui literasi dan kemudahan akses investasi emas bagi masyarakat. Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menyebut emas menjadi pilihan investasi yang aman dan stabil di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif.

“Cukup Rp50 ribu sudah bisa membeli emas di BSI dengan perolehan sekitar 0,02 gram,” ujar Anggoro. Ia menjelaskan, layanan BSI Emas memudahkan masyarakat membeli dan menabung emas secara digital melalui aplikasi BYOND by BSI tanpa perlu khawatir soal penyimpanan fisik karena emas tersimpan aman di bank.

Harga emas dalam negeri juga terus menunjukkan tren kenaikan. Per 29 September 2025, harga emas mencapai Rp2.040.000 per gram, naik 60 persen secara tahunan (year-on-year). BSI mencatat pertumbuhan bisnis berbasis emas hingga 88,25 persen (yoy) pada kuartal II 2025, dengan total pembiayaan mencapai Rp16,88 triliun.

Selain tabungan emas, BSI juga memiliki layanan Cicil Emas BSI Gold dan BSI Gadai Emas untuk memberikan pilihan investasi sesuai kebutuhan nasabah. Anggoro menyebut, minat generasi muda terhadap investasi emas terus meningkat, di mana sekitar 30–35 persen nasabah cicil emas berasal dari kalangan milenial.

“Memiliki emas secara digital lebih mudah untuk disimpan dan ditransaksikan kapan saja sesuai kebutuhan. Lebih efektif dan efisien,” ujarnya.

BSI terus memperluas literasi keuangan syariah dengan mengedukasi masyarakat agar menjadikan emas sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang. “BSI hadir memberikan solusi demokratisasi investasi emas karena cukup dengan nilai setara 0,02 gram masyarakat sudah bisa mulai berinvestasi,” tutur Anggoro.

Read Entire Article
Politics | | | |