Tim MER-C tiba di RS Indonesia Gaza Utara pada Jumat (9/8/2024) dan akan bertugas selama 1 bulan.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Upaya kemanusiaan terus dilakukan tim relawan Emergency Medical Team (EMT) MER-C di tengah situasi krisis berkepanjangan di Jalur Gaza. Salah satu relawan, dr Nico Gandha, pada awal November ini mengaku telah melayani puluhan pasien setiap harinya di Klinik Muscat Sabra, Gaza City, yang menjadi salah satu pusat layanan kesehatan setempat.
"Setiap harinya kami menangani sekitar 50 pasien kasus penyakit kulit dan kelamin, karena di sini memang tidak ada dokter kulit dan kelamin dan banyak pasien yang memerlukan," ujar dr Nico lewat keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (10/11/2025).
Nico merupakan bagian dari relawan EMT MER-C ke-10 yang bertugas di Gaza. Bersama dua relawan lainnya, dr Anthon Vermana Ritonga dan perawat Nadia Rosi, ia mulai memberikan pelayanan medis sejak 26 Oktober 2025.
Selain di Klinik Muscat, Nico turut memberikan layanan di beberapa fasilitas kesehatan lainnya, seperti Klinik Alsalam pada Senin-Selasa dan Klinik Al Daraj setiap Sabtu-Ahad.
Sementara itu, relawan MER-C lainnya, dr Anthon Ritonga bertugas menangani tindakan anestesi untuk operasi bedah mulut di Rumah Sakit Arab Baptis Al Ahli, Gaza City. Ia menyampaikan, tim sedang menangani pasien anak berusia 12 tahun dengan diagnosa ranula."Saat ini kami sedang menangani pasien bedah mulut dengan diagnosa ranula. Pasiennya anak berusia 12 tahun yang menjalani tindakan sublingual excision,” ujar dr Anthon.
Sebelumnya, tim juga menyelesaikan prosedur removal plate, yaitu pengangkatan plat logam pasca operasi tulang rahang. Dr Anthon berhasil masuk ke Jalur Gaza pada 21 Oktober, disusul dr Nico Gandha dan perawat Nadia Rosi pada 24 Oktober melalui konvoi Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Ketua Presidium MER-C, dr Hadiki Habib saat mengunjungi kantor Republika, Jumat (11/4/2025).

2 hours ago
3










































